(Gas) Air Mata di Tribun 12 Kanjuruhan, Aremania Terbantai di Rumah Sendiri

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 03 Oktober 2022 | 17:07 WIB
(Gas) Air Mata di Tribun 12 Kanjuruhan, Aremania Terbantai di Rumah Sendiri
Nama-nama korban tragedi Kanjuruhan per Senin 3 Oktober 2022. [Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Huzein dan saya sering bercanda di perjalanan.”

Keduanya berboncengan dalam rombongan 12 orang ke Malang. Keduanya sudah sejak lama bersahabat. Mereka menjalin pertemanan karena selalu sekelas saat di SMK 3 Boyolangu.

Setibanya di Stadion Kanjuruhan, keduabelas remaja itu masuk ke tribun 12. Posisi mereka berada di tengah, larut dalam semangat meneriakkan yel-yel mendung Arema.

Pertandingan selesai tanpa ada keributan apa pun. Skuat Arema yang kalah melawan Persebaya dalam pertandingan itu, berdiri di tengah lapangan, menyapa sekaligus meminta maaf kepada pendukung mereka.

Sejumlah Aremania memasuki lapangan, ingin bersalaman dengan pemain idola mereka. Tapi polisi bertindak menghalau, memukul mundur Aremania. Tak hanya itu, aparat juga melepaskan tembakan gas air mata.

Ketika polisi membabi buta menembakkan gas air mata, semua penonton sangat panik, berusaha keluar dari stadion—termasuk Alfan dan Huzein.

Hanya, karena sangat padat, akhirnya banyak Aremania susah untuk keluar. Saat itulah, 12 sahabat berpisah. Mereka berusaha menyelamatkan diri masing-masing.

"Saya sudah tak kuat, akhirnya naik ke atas tribun,” kata Alfan.

Dia sempat mencari-cari Huzein di tribun, tapi tak ketemu. Ketika berhasil keluar selamat dari stadion, Alfan terus mencari sahabatnya itu.

Baca Juga: Tragedi Kerusuhan Kanjuruhan Malang, Polri Periksa Sejumlah Pihak, Ini Daftarnya

Sampai Minggu subuh pukul 04.00 WIB, Alfan mondar-mandir ke rumah-rumah sakit dan klinik yang diketahui menerima pasien korban dari Stadion Kanjuruhan. Tapi nihil, Huzein tak ditemukan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI