Fanda Ardianto, seorang Aremania, mengatakan doa bersama akan dilakukan selama tujuh hari berturut-turut sembari menunggu perkembangan penyelidikan tragedi Kanjuruhan.
"Harus ada tersangka. Ratusan orang dibunuh di depan mata ribuan orang. Masak satu tersangka saja satu hari tak bisa. Kan tak masuk akal," tegas Fanda.
Dia menilai tragedi di kandang Singo Edan—julukan Arema FC—adalah aksi pembantaian.
“Ini pembantaian. Ditembaki gas air mata, tapi pintu ditutup. Bagaimana tak banyak orang meninggal, banyak anak kecil," kecamnya.
FIFA: di luar pemahaman
GIANNI Infantino, Presiden FIFA, dalam akun resmi fifa.com mengungkapkan rasa prihatin terhadap tragedi Kanjuruhan.
"Dunia sepak bola sedang dihebohkan menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan," kata Gianni.
Gianni menyebutkan hari itu adalah hari yang gelap bagi persepakbolaan dunia, dan tak menyangka hal tersebut bisa terjadi.
Baca Juga: Tragedi Kerusuhan Kanjuruhan Malang, Polri Periksa Sejumlah Pihak, Ini Daftarnya
“Ini adalah hari yang gelap bagi semua yang terlibat dalam sepak bola, dan sebuah tragedi di luar pemahaman," lanjutnya.