Ini merupakan sesuatu yang menakjubkan, mengingat Thailand menganut kebijakan nol toleransi untuk urusan ganja.
Tossapon Martmuang dan Peerapat Sajjabanyongkij sedang menjalani hukuman tahanan tujuh setengah tahun setelah mengedarkan 355 kilogram ganja di daerah utara Thailand.
Namun ketika undang-undang direvisi, mereka dikeluarkan dari penjara padahal baru empat bulan menjalankan hukuman.
"Rasanya seperti memenangkan lotre, lebih menyenangkan dari memenangkan hadiah utama lotre," ujarnya.
Kekhawatiran dampak ganja bagi anak muda
Banyak warga Thailand khawatir terhadap masa depan anak-anak dengan dilegalkannya ganja, meski saat ini baru untuk keperluan medis.
Sebuah survei menemukan mayoritas warga Thailand tidak ingin anak-anak menghidupi kebudayaan "ganja".
Dekan Universitas Chulalongkorn Dr Chanchai Sittipunt mengatakan terdapat data yang mengatakan pemakaian ganja bisa memiliki dampak kognitif jangka panjang bagi anak muda.
"Bahkan jika sudah dewasa dan digunakan jangka panjang, menurut saya tetap ada efek sampingnya," kata Dr Chanchai.
Lebih dari 1.000 dokter Thailand telah megajukan petisi kepada pemerintah untuk menunda dekriminalisasi ganja sampai undang-undang baru sudah dikeluarkan parlemen.
Baca Juga: Legislator Aceh Usul Rancangan Qanun Legalisasi Ganja Medis Jadi Skala Prioritas
Mereka mendukung penggunaan ganja untuk keperluan medis, bukannya seperti sekarang yang membuka celah penggunaan ganja untuk rekreasi.