Suara.com - Berakit-rakit ke hulu berenang-renang kemudian, baca Dunia Hari Ini dulu beraktivitas kemudian.
Berikut sejumlah informasi dunia pilihan ABC Indonesia yang kami kemas dalam Dunia Hari Ini, edisi 11 Oktober 2022.
Kita mulai dari tanah air.
Pemeriksaan tersangka Kanjuruhan
Polri hari ini akan memeriksa enam tersangka tragedi Kanjuruhan hari ini di Polda Jawa Timur.
Tiga di antaranya adalah polisi yang terlibat dalam instruksi penembakan gas air mata di stadion.
Kemarin Irjen Nico Afinta telah resmi dicopot dari jabatannya sebagai Kapolda Jatim, digantikan Irjen Pol Teddy Minahasa Putra yang sebelumya menjadi Kapolda Sumatera Barat.
Irjen Nico mendapat jabatan baru sebagai Staf Ahli Sosial Budaya Kapolri.
Sementara itu, Tim Gabungan Independen Perncari Fakta (TGIPF) hari ini juga akan mendengarkan keterangan dari PSSI terkait peristiwa yang menewaskan 133 orang tersebut, termasuk soal jam pertandingan yang dinilai terlalu malam yang diduga untuk memfasilitasi industri rokok dan televisi.
Parlemen Malaysia dibubarkan
Beralih ke negara tetangga, Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengumumkan bawa Parlemen Malaysia akan segera dibubarkan sebagai jalan menuju pemilu yang akan digelar awal November.
Pembubaran ini sembilan bulan lebih awal dari masa kerja parlemen setelah seruan pemilu dipercepat dari Partai UMNO (United Malays National Organization).
PM Ismail mengatakan ia telah menemui Raja Malaysia, Sultan Ahmad Shah, pada hari Minggu lalu yang disebutnya telah merestui pembubaran ini.
Ia mengatakan keputusan pemilu yang dipercepat diambilnya untuk menangkis kritik legitimasi pemerintahannya yang hanya menduduki peringkat ketiga pada pemilu 2018.
Rusia menyerang balik Ukraina
Dari Eropa, perang antara Rusia dan Ukraina nampaknya masih jauh dari kata selesai.
Setidaknya 11 orang tewas dan 64 lainnya cedera setelah Rusia menggempur kota-kota di Ukraina dalam apa yang disebut Presiden Putin sebagai pembalasan atas ledakan di jembatan Rusia ke Krimea.
Ukraina juga mendapat peringatan lebih banyak serangan udara lagi yang akan diluncurkan setelah mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev memposting ke media sosial bahwa "akan ada [serangan-serangan] yang lain".