"Resultante dua hal ini memaksa pengemudi melalakukan pengereman berulang kali saat menghadapi gangguan lalu lintas karena rem tidak pakem," jelasnya.
KNKT juga mengungkap faktor lain dalam kecelakaan tersebut. Desain geometrik Jalan Transyogi disebut tidak ada masalah secara teknis dan aman digunakan.
Namun yang menjadi catatan, terkait akses jalan perumahan (minor) ke jalan utama dan adanya bukaan median untuk berputar arah. Di sepanjang itu banyak rambu yang bercampur dengan iklan atau reklame.
"Banyak informasi yang diterima oleh pengemudi di sisi jalan. Kondisi in merupakan hazard dan bisa menurunkan kewaspadaan pengemudi dan bahaya lainnya. Pengemudi mengalami kepanikan luar biasa disebabkan di depan ada beberapa kendaraan, sementara muatan yang dibawanya adalah bahan yang mudah terbakar," jelas Soerjanto.
Pada saat itu truk sendiri berada di jalur lambat, sementara di sisi kiri terdapat trotoar yang cukup tinggi.
"Pada akhirnya pengemudi tidak mampu lagi menguasai truk trailer tangki dan menabrak beberapa kendaraan rode empat yang ada di depannya. Pengemudi secara refleks membelokkan kemudi ke arah kanan untuk terlepas dari kendaraan yang ditabraknya, namun ternyata di lajur kanan terdapat kerumunan kendaraan yang berhenti di APILL CBD sehingga tabrakan dengan kendaraan-kendaraan itu tak terelakkan lagi," kata Soerjanto.