Suara.com - Perdana Menteri Inggris Liz Truss telah mengumumkan pengunduran dirinya tepat setelah satu setengah bulan menjabat. Masa jabatannya PM Inggris perempuan itu tercatat paling singkat sepanjang sejarah di negara tersebut.
Ia mulai menggelora sejak kematian Ratu Elizabeth II dan dikenal dengan rencana ekonomi kontroversial yang malah membuat pasar keuangan mengalami kekacauan.
Nah inilah semua hal yang terjadi selama Liz Truss menjabat sebagai PM di tengah krisis hingga mengundurkan diri tinggalkan kekacauan.
Truss Memenangkan Pemilihan
Pada tanggal 5 September 2022, Liz Truss yang saat itu menjabat Menteri Luar Negeri diangkat menjadi pemimpin Partai Konservatif. Ia mengambil alih kekuasaan sebagai perdana menteri Inggris ketika negara itu menghadapi krisis biaya hidup, kerusuhan industri, dan resesi.
Menggantikan peran Boris Johnson, Truss menjadi perdana menteri keempat Partai Konservatif sejak pemilihan di tahun 2015. Begitu terpilih, ia berjanji akan bertindak cepat untuk mengatasi krisis biaya hidup di Inggris.
Truss mengatakan bahwa dalam seminggu dirinya akan membuat rencana untuk mengatasi tagihan energi yang kerap meningkat serta mengamankan pasokan bahan bakar di masa depan.
Selama kampanye, ia terus memberikan isyarat bahwa kepemimpinannya akan menantang konvensi ekonomi dengan menghapus kenaikan pajak. Lalu, memangkas pungutan lain yang menurut beberapa ahli bisa meningkatkan inflasi.
Ditambah janjinya untuk meninjau kewenangan Bank of England sembari melindungi independensinya. Di mana nantinya akan mendorong beberapa investor untuk menyingkirkan poundsterling serta obligasi pemerintah.
Baca Juga: Mundur dari PM Inggris, Mengapa Liz Truss Ramai Dibandingkan dengan Selada?
Truss Menunjuk Kabinet Baru
Beberapa jam setelah menduduki jabatan puncak, tepatnya pada 7 September, Liz Truss menunjuk kabinet baru atas permintaan resmi dari Ratu Elizabeth II.
Perombakan besar-besaran memperlihatkan 15 wajah baru di posisi teratas pemerintah. Sementara 16 anggota dari kabinet sebelumnya juga bertahan pada bentukan baru itu.
Di antara anggota terpilih, yang paling senior adalah Kwasi Kwarteng sebagai rektor bendahara. Ia menggantikan Nadhim Zahawi, yang baru saja menerima pekerjaan itu di bulan Juli.
Kwarteng sendiri sebelumnya menjabat sebagai sekretaris bisnis sejak Januari 2021. Saat itu, ia juga menjadi menteri kabinet Partai Konservatif Hitam pertama.
Ratu Elizabeth II meninggal