Perempuan Belanda atau keturunannya akan memakai kebaya dari bahan katun dengan bentuk dan potongan lebih pendek. Sementara itu, keturunan Eropa lainyang menetap di Indonesia memakai kebaya bahan katun halus dengan hiasan brokat.
Sementara itu, kalangan rakyat biasa umumnya memakai kebaya dari bahan katun atau tenun yang harganya lebih terjangkau.

Pada tahun 1900, kebaya tak hanya dipakai oleh penduduk asli Jawa tapi juga menjadi pakaian sehari-hari wanita keturunan Tionghoa dan Noni Belanda.
Tahun 1945 sampai 1960-an, pemakaian kebaya semakin meluas dan banyak dijumpai mulai di pedesaan hingga kota-kota besar.
Tahun 1970 hingga 1980-an, dunia menghadapi gempuran budaya pop yang kuat dari Eropa dan Amerika dan ini membuat jalur tren mode Indonesia berpaling dan masa keemasan kebaya mulai meredup.
Tahun 2000, kebaya kembali diminati dengan perancang busana berlomba membuat kebaya modern yang indah. Karya-karya ini sangat mewah dengan bahan tekstil yang tak biasa, seperti lace, sutera organdi, kain shantung impor, hingga kain tenun serat nanas dan serat pisang.
Itulah sejarah kebaya di Tanah Air dari masa ke masa. Apakah kamu berminat turut menggemakan kampanye kebaya goes to UNESCO?
Kontributor : Rima Suliastini
Baca Juga: Chelsea Islan Resmi Dilamar Rob Clinton, Detail Bagian Belakang Kebaya Curi Perhatian Publik