Donald Trump Mencalonkan Diri Lagi sebagai Presiden, Ini yang Ia Rencanakan

SiswantoABC Suara.Com
Rabu, 16 November 2022 | 17:58 WIB
Donald Trump Mencalonkan Diri Lagi sebagai Presiden, Ini yang Ia Rencanakan
Donald Trump. (Instagram @realdonaldtrump)

Dia memiliki jutaan dolar dalam dana kampanye yang siap dibelanjakan dan jaringan loyalis yang berpikiran sama siap membantunya.

Dan, untuk pertama kalinya, dia memiliki agenda kebijakan yang jelas yang akan mengubah Amerika Serikat secara dramatis.

Rencana besar untuk menghidupkan kembali 'Jadwal F'

Trump menguraikan agendanya untuk masa jabatan kedua dalam pidatonya di America First Policy Institute pada akhir Juli.

Dia mengingat kembali teori konspirasi "deep state" selama masa kepresidenannya, tentang komplotan rahasia, elitis, yang bekerja untuk melemahkan pemerintah AS.

"Untuk mengeringkan rawa dan membasmi deep state, kita perlu lebih mudah memecat birokrat nakal yang dengan sengaja merusak demokrasi, atau setidaknya hanya ingin mempertahankan pekerjaan mereka," kata Trump.

"Kongres harus meloloskan reformasi bersejarah, memberdayakan presiden untuk memastikan bahwa setiap birokrat yang korup, tidak kompeten atau tidak diperlukan untuk pekerjaan bisa diberi tahu ... 'Anda dipecat. Keluar, Anda dipecat.'"

Sebulan sebelum pemilihan 2020, dia menandatangani penetapan kategori baru untuk pegawai federal yang menghapus perlindungan dan secara efektif menyebabkan posisi tersebut lebih mudah untuk diberhentikan.

Perintah tersebut akan menugaskan kembali ribuan pegawai negeri ke apa yang disebut sebagai status Jadwal F, yang membuka jalan bagi pemerintah untuk membersihkan layanan publik sesuka hati.

Itu tidak terjadi, setelah Joe Biden membalikkan keputusan itu segera setelah dia menjabat.

Baca Juga: Donald Trump Calonkan Diri Jadi Presiden AS 2024: Amerika Hancur Dipimpin Joe Biden

Tetapi Trump telah mengisyaratkan bahwa menerapkan kembali Jadwal F dapat dilakukan jika dia kembali ke Oval Office.

Sebuah laporan menyebutkan, lingkaran dekat Trump sedang mengerjakan rencana yang lebih jauh dari target konservatif biasa, seperti Badan Perlindungan Lingkungan dan Internal Revenue Service.

Kali ini, mereka dapat mengincar sebanyak 50.000 staf dari seluruh penjuru, termasuk Departemen Kehakiman, FBI, Departemen Luar Negeri, dan Pentagon.

Trump bahkan melangkah lebih jauh dengan menyarankan penghapusan Departemen Pendidikan sepenuhnya.

Dalam pidato utama di Konferensi Aksi Politik Konservatif pada bulan Agustus, mantan presiden itu mengecam dewan sekolah setempat.

"Di seluruh negeri, kita perlu menerapkan larangan keras untuk mengajarkan materi rasial, seksual, dan politik yang tidak pantas kepada anak sekolah Amerika dalam bentuk apa pun," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI