Kemudian, pada periode 2013-2018, Aher kembali melenggangkan namanya ke kursi gubernur dengan didampingi oleh Deddy Mizwar, seorang aktor nasional yang banting setir ke ranah politik.
Dari segi pendidikan, diketahui, Aher mengenyam bangku pendidikan atas di SMA Negeri 3 Sukabumi. Kemudian, Aher melanjutkan pendidikannya setelah mendapatkan beasiswa dari Kedubes Arab di Fakultas Syariah Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA).
Aher juga diketahui pernah menjadi seorang pengajar di beberapa perguruan tinggi seperti Lembaga Dakwa Islam Al Hikmah, Universitas Ibnu Khaldun, dan FE Extention UI.
Statusnya yang pada saat itu menjadi seorang pendidik cukup beragam, mulai dari dosen tetap, hingga tidak tetap. Tidak hanya berkarier di bidang akademisi, Aher juga dikenal sebagai seorang penceramah.
Ia juga aktif di lingkup politik, diketahui Aher juga pernah duduk di kursi Wakil ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta untuk periode 2004-2009.
Elektabilitas Aher
Mengutip dari berbagai sumber, lembaga survei KedaiKOPI sempat memunculkan nama Aher sebagai salah satu sosok calon yang berpotensi untuk maju dalam Pilpres 2024.
Survei yang telah dilakukan pada bulan Januari 2022 tersebut menunjukkan Aher hanya mendapatkan elektabilitas sebesar 1,3 persen dan ditempatkan di posisi ke delapan.
Kemudian, nama Aher juga muncul dalam survei yang dilakukan oleh Indikator Political Opinion (IPO) yang dilakukan pada bulan Maret 2021.
Dalam survei ini, Aher mendapatkan elektabilitas sebagai Capres sebesar 2,3 persen dan menempati urutan kesembilan dari total 200 nama. Bahkan, elektabilitas Aher kalah dari nama Presiden PKS, Ahmad Syaikhu yang berada di peringkat ke delapan dengan elektabilitas 3,8 persen.