Daftar 9 Tradisi Natal di Indonesia dari Sumatera Utara hingga Papua

Rifan Aditya Suara.Com
Kamis, 01 Desember 2022 | 13:29 WIB
Daftar 9 Tradisi Natal di Indonesia dari Sumatera Utara hingga Papua
ilustrasi natal - Daftar 9 Tradisi Natal di Indonesia dari Sumatera Utara hingga Papua (Pixabay.com / Pexels)

Namun belakangan, selain bila ada tokoh masyarakat yang meninggal, meriam bambu juga dibunyikan pada masa Adven dan Natal hingga tahun baru. Tradisi meriam bambu ini menjadi sebuah ungkapan kegembiraan atas kelahiran Yesus Kristus.

Untuk membuat meriam bambu, abu dapur dan minyak tanah dimasukan ke dalam bambu yang sudah dipahat rapi, kemudian api akan dimasukan ke dalam lubang kecil pada bambu.

5.  Kunci Taon – Manado

Pada umumnya semua orang di dunia merayakan Natal pada tanggal 25 Desember, namun uniknya di daerah Manado merayakan Natal yang berbeda di mana perayaan Natal sudah dimulai sejak awal bulan Desember.

Mulai tanggal 1 Desember, warga Manado sudah mnenggelar berbagai acara perayaan pra-Natal, sampai dengan puncaknya tanggal 25 Desember. Tidak hanya sampai 25 Desember, setelah acara puncak, para warga juga akan berkunjung ke pemakaman keluarga sebagai bagian dari serangkaian acara Natal. Bahkan para warga juga akan membersihkan area pemakaman serta menghias sekitar area pemakaman dengan bunga segar.

Tradisi Natal di Manado ini masih berlanjut hingga minggu pertama bulan Januari, di mana warga mengadakan tradisi Taon Kunci, yaitu tradisi parade dengan berjalan mengelilingi kampung dengan menggunakan kostum unik untuk menghibur penonton.

6. Lovely December – Toraja

Festival budaya dan pariwisata “Lovely December” adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah Toraja. Festival ini diselenggarakan sebagai bagian untuk menyambut Natal dan tahun baru bagi masyarakat Toraja yang mayoritas adalah beragama Kristen.

Selain itu, Festival ini juga bertujuan untuk mempromosikan pariwisata Toraja, di mana festival ini dibuka dengan pemotongan kerbau belang pada awal Desember.

Baca Juga: Pasang Umbul-umbul Natal di Solo, Gibran Rakabuming: Apa yang Salah, Kenapa Harus Didemo?

7. Ngejot dan Penjor – Bali

Warga Katolik memasak dan membagikan makanan kepada tetangga beragama Hindu. Tradisi yang disebut Ngejot ini sudah dilakukan turun temurun [SuaraBali.id/Imam Rosidin]
Warga Katolik memasak dan membagikan makanan kepada tetangga beragama Hindu. Tradisi yang disebut Ngejot ini sudah dilakukan turun temurun [SuaraBali.id/Imam Rosidin]

Perayaan Natal di Bali nyaris tidak ada bedanya dengan perayaan Galungan bagi umat Hindu, di mana untuk merayakan Natal, umat kristiani akan memasak makanan khas Bali.

Kabupaten Tabanan, ada tradisi “Ngejot”, yaitu tradisi memberikan bingkisan makanan khas Bali (seperti lawar dan sate babi) kepada tetangganya yang beragama Hindu. Tradisi “Ngejot” ini juga dilakukan oleh umat Hindu saat merayakan Galungan.

8. Sirine dan Lonceng – Ambon

Ilustrasi lonceng.  (Dok: Elements Envanto)
Ilustrasi lonceng. (Dok: Elements Envanto)

Sejak awal Desember, warga kota Ambon juga sudah mulai sibuk mempersiapkan Natal. Selain pohon-pohon Natal yang dipasang di rumah-rumah, toko, dan restoran, mereka juga memiliki tradisi Sinterklas yang akan berkunjung ke rumah-rumah bersama rekannya si Piet Hitam.

Salah satu hal yang khas lainnya dari perayaan Natal di Ambon adalah dibunyikannya lonceng gereja dan sirine secara serempak pada malam Natal.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI