Paparan abu vulkanik juga dapat menyebabkan iritasi mata. Hal ini terjadi lantaran butiran abu yang tajam dapat merusak kornea dan membuat mata menjadi berwarna merah.
Bagi pengguna lensa kontak diharapkan untuk melepas lensa kontaknya saat terjadi hujan vulkanik untuk mencegah terjadinya abrasi kornea. Terdapat sejumlah tanda umum iritasi mata antara lain:
- Merasakan ada partikel yang masuk ke mata (kelilipan)
- Mata sakit, perih, gatal dan kemerahan
- Mata mengeluarkan air dan lengket
- Kornea yang lecet atau tergores
- Pembengkakan kantong mata di sekitar bola mata karena adanya abu, yang menyebabkan mata merah, mata terasa terbakar dan menjadi sangat sensitif terhadap cahaya.
3. Iritasi kulit
Selain iritasi mata, bahaya abu vulkanik juga dapat menyebabkan iritasi kulit pada sebagian orang, terutama saat abu vulkanik tersebut bersifat asam. Berikut gejala awal munculnya iritasi kulit antara lain:
- Memerahnya kulit
- Infeksi sekunder akibat dari garukan
4. Tercemarnya air bersih
Hujan abu dapat mengakibatkan tercemarnya air bersih, hinhha penyumbatan saluran air, dan kerusakan pada peralatan penyedia air bersih. Pasokan air terbuka seperti tangki atau tandon air di ruman sangat rentan terhadap paparan hujan abu.
Abu vulkanik yang masuk ke dalam tandon air dapat menyebabkan permasalahan pada kelayakan air minum. Meskipun risiko racun cenderung lebih rendah, namun pH dapat berkurang hingga klorinasi bisa terhambat.
5. Terganggunya sanitasi
Terganggunya sistem sanitasi dapat menyebabkan peningkatan jumlah penyakit di wilayah yang terkena hujan abu vulkanik.
Baca Juga: Jaringan Indosat Tumbang Akibat Erupsi Gunung Semeru
Dengan mengetahui beberapa hal diatas, diharapkan semua masyarakat menjadi lebih waspada terhadap hujan abu vulkanik.