Peduli Isu Perubahan Iklim, Indonesia Siapkan Inovasi Penyiapan SDM Kompeten dan Teknologi Berbasis Green Economy

Rabu, 07 Desember 2022 | 07:30 WIB
Peduli Isu Perubahan Iklim, Indonesia Siapkan Inovasi Penyiapan SDM Kompeten dan Teknologi Berbasis Green Economy
Inovasi go green di bidang transportasi. (Dok: Kemendikbudristek)

Suara.com - Kesuksesan Indonesia dalam memimpin Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun 2022, termasuk di dalamnya Kelompok Kerja Pendidikan (Education Working Group) merupakan bukti nyata kepemimpinan Indonesia di kancah global. Momentum ini tentunya harus dimaknai sebagai langkah awal bagi Indonesia untuk terus melanjutkan kiprah inovasi dan kepemimpinannya.

Pemerintah Indonesia sendiri melalui pemilihan tema KTT G20 “Recover Together, Recover Stronger” membawa tiga isu prioritas, yaitu infrastruktur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi. Isu mengenai transisi energi ini sangat relevan karena tantangan dunia menghadapi dampak krisis iklim. Apalagi, Pemerintah Indonesia saat ini menargetkan pengurangan 41 persen jejak karbon pada 2030, dan target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. 

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim dalam berbagai kesempatan senantiasa konsisten menyuarakan tentang pentingnya pendidikan bisa menjawab tantangan krisis iklim, “Untuk menghadapi tantangan dunia terbesar saat ini, yaitu perubahan iklim, kita memerlukan gotong royong dari para ilmuwan, insinyur, aktivis, dan masih banyak pihak untuk bersama bergerak mencari solusi dengan cepat,” terangnya.

Lebih lanjut Nadiem mengatakan, “Tantangan krisis iklim adalah multidimensi dan multidisiplin dengan dimensi masa depan sehingga membutuhkan pemikiran kolektif serta peran aktif termasuk dari para generasi muda dan anak-anak kita,” ucapnya.

Inovasi-inovasi nyata karya anak bangsa untuk menangani krisis iklim semakin terakselerasi cepat. (Dok: Kemendikbudristek)
Inovasi-inovasi nyata karya anak bangsa untuk menangani krisis iklim semakin terakselerasi cepat. (Dok: Kemendikbudristek)

Sejalan dengan imbauan Mendikbudristek, inovasi-inovasi nyata karya anak bangsa untuk menangani krisis iklim semakin terakselerasi cepat. Berbagai upaya nyata muncul dari insan pendidikan, mulai dari tingkat SMK, perguruan tinggi vokasi, juga perguruan tinggi akademik dalam mendukung upaya penanganan krisis iklim yang berkelanjutan dengan penerapan prinsip green economy di dalamnya.

Pendidikan vokasi mengarusutamakan transformasi pendidikan tidak hanya dari sisi persiapan lulusan yang berbekal kompetensi siap kerja dan berwirausaha, tetapi juga kompetensi berkreasi dan menghasilkan produk/jasa unggulan yang ramah lingkungan.

Pendidikan vokasi berporos pada transformasi kemitraan industri dan satuan pendidikan untuk menyiapkan SDM kompeten masa depan, yang dikemas dalam 2 kebijakan utama, yaitu SMK Pusat Keunggulan dan Matching Fund Vokasi. Selain itu, Mendikbudristek terus mendorong peningkatan praktisi untuk turut aktif mengajar di SMK dan perguruan tinggi vokasi. 

Program SMK Pusat Keunggulan tahun 2022 diperkuat dengan upaya pemadanan dana untuk memperkuat pembelajaran di SMK melalui teaching factory. Program ini berhasil mendapatkan dukungan dari industri dan mampu meraih dana kolaborasi sebesar Rp625,49 miliar. Sementara di perguruan tinggi vokasi, program matching fund vokasi berhasil meraih total dana kolaborasi sebesar Rp133,01 miliar, dengan peningkatan 4 kali lipat jumlah proposal kerja sama industri dan perguruan tinggi vokasi dari tahun sebelumnya.

Dalam program matching fund vokasi, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) bekerja sama dengan VKTR dari Bakrie Group dalam mengembangkan operating system (OS) dan aplikasi untuk bus listrik dengan dana sebesar Rp2 miliar. PENS juga bergotong royong dengan UNS dalam pengembangan teknologi baterainya. Program pengembangan electric vehicle (EV) pada PENS mewadahi mahasiswa agar dapat mengerjakan proyek bersama dosen dalam skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Dari kegiatan ini, PENS akhirnya berhasil membuat motor listrik yang murni buatan sendiri, bahkan untuk komponen yang selama ini masih impor. 

Baca Juga: Kemendikbudristek Tumbuhkan Talenta Nasional Berkarakter bagi Pelajar Pancasila Lewat Berbagai Kompetisi

Tertantang untuk memberikan solusi kelangkaan energi dan kerusakan lingkungan akibat gas buang kendaraan, SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi penerima program SMK Pusat Keunggulan mengembangkan mobil listrik tenaga surya yang diberi nama Suryawangsa 2 Arjuna 4.0. Mobil listrik dua penumpang ini membutuhkan waktu pengerjaan hingga 6 bulan. Melibatkan guru dan siswa serta berkolaborasi dengan Laboratorium Power System Operation and Control ITS. Suryawangsa 2 Arjuna 4.0 telah dijajal oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. 

Insan pendidikan Indonesia dalam KTT G20 di Bali November lalu juga menunjukkan komitmennya pada bidang transisi energi berkelanjutan melalui hadirnya Bus Listrik Merah Putih (BliMP) yang digunakan untuk kendaraan operasional. BLiMP adalah kendaraan listrik inisiasi bersama antara Kemendikbudristek dengan PT Industri Kereta Api (INKA) dan dikembangkan bersama dengan sejumlah perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Universitas Airlangga (Unair), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, dan Universitas Diponegoro, memanfaatkan platform Kedaireka. 

Inovasi elektrifikasi transportasi juga tidak hanya BliMP. Sepeda motor listrik Gesits versi 1 oleh ITS sudah diekspor ke Senegal dan saat ini sedang menjajaki Australia untuk target pasar berikutnya, sementara Gesits versi 2 sedang dalam proses produksi dengan TKDN lebih dari 60 persen. ITS juga tengah mengembangkan autonomous EV transporter (mobil listrik tanpa pengemudi) yg saat ini telah dioperasikan di dalam Kampus ITS, untuk mendukung aspirasi Bapak Presiden Jokowi terkait peran autonomous vehicle dalam negeri di IKN.

Berbagai inovasi kendaraan roda empat juga bergulir cepat. Kendaraan roda empat untuk bandara dan angkutan khusus buatan UGM sudah digunakan di Angkasa Pura I dan II, lalu ITS juga mengembangkan kendaraan prototipe, mobil urban, angkutan pedesaan, bahkan off-road ringan dan sudah diproduksi bersama mitra industri. Politeknik Negeri Jember juga sudah menghasilkan mobil golf listrik.

Kendaraan listrik tentunya juga membutuhkan produksi infrastrukturnya. Untuk itu pengembangan baterai lithium merah putih sudah diinisiasi UNS bersama Pertamina melalui mini plant di Solo. Sementara fasilitas daur ulang dan perbaikan baterai lithium, dicanangkan UGM dan Pertamina untuk memurnikan kembali mineral dalam baterai lithium untuk keperluan industrial grade. 

Inovasi elektrifikasi transportasi tidak hanya hadir dari perguruan tinggi, tetapi juga dari tingkat SMK seperti inovasi sepeda motor listrik oleh SMK Negeri 5 Malang dan motor trail listrik oleh SMK Nasional Malang. 

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI