Tujuan Krampus sebenarnya sama seperti Santa, yaitu membuat anak berperilaku baik. Namun yang satu dilakukan dengan cara menakut-nakuti sementara Santa Claus dengan memberi hadiah.
Sempat Dilarang
Diberitakan National Geographic, Krampus sempat ditekan selama bertahun-tahun oleh Gereja Katolik di Eropa selama Perang Dunia II. Sebab dianggap sebagai ciptaan aliran sosial demokrat yang tidak sesuai dengan ideologi mereka.
Kekinian, Krampus telah bangkit kembali selama beberapa tahun terakhir, khususnya dalam budaya pop. Karakternya dinilai menjadi jawaban bagi orang mencari cara untuk merayakan musim Natal dengan cara non-tradisional.
Di Amerika Serikat, masyarakat menyambut sisi gelap Natal dengan film Krampus, menayangkan segmen televisi khusus "Krampus". Mereka mengadakan pesta Krampus, menghadiri Krampusnacht lokal (di kota-kota seperti Washington, DC, dan New Orleans), dan berlari dalam balapan bertema Krampus.
Sementara di Austria, Krampus bahkan dikomersialkan dengan menjual cokelat, patung, dan terompet yang dapat dikoleksi. Itulah sisi gelap Santa Claus, Krampus.