Sempat Resmikan Gedung di Papua, KPK Ungkap Alasan Tak Kunjung Tahan Lukas Enembe

Chandra IswinarnoYaumal Asri Adi Hutasuhut Suara.Com

Kamis, 05 Januari 2023 | 23:22 WIB

Sempat Resmikan Gedung di Papua, KPK Ungkap Alasan Tak Kunjung Tahan Lukas Enembe — Jayapura, 30/12 (ANTARA) - Gubernur Papua Lukas Enembe meresmikan empat bangunan milik pemerintah dan pihaknya berharap generasi muda setempat dapat terus melanjutkan dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat di Bumi Cenderawasih.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Temuan sementara KPK, Rijatono Lakka selaku Direktur PT TBP menyuap Lukas Enembe seniliai Rp1 miliar. Hal itu untuk mendapatkan tiga proyek pembangunan di Papua senilai Rp41 miliar.

1
2

Komentar

Berikan komentar disini >

BERITA TERKAIT

Di Hardiknas 2025, KPK Peringatkan Guru dan Dosen: Gratifikasi Bukan Rezeki

Di Hardiknas 2025, KPK Peringatkan Guru dan Dosen: Gratifikasi Bukan Rezeki

02 Mei 2025 | 14:20 WIB WIB

Kasus Pengadaan Lahan JTTS, KPK Panggil Bekas Cawawako Kota Bandar Lampung Aryodhia

Kasus Pengadaan Lahan JTTS, KPK Panggil Bekas Cawawako Kota Bandar Lampung Aryodhia

14:13 WIB

Ironi Hari Pendidikan, KPK Soroti Kecurangan Saat UTBK: Itu Perilaku Koruptif

Ironi Hari Pendidikan, KPK Soroti Kecurangan Saat UTBK: Itu Perilaku Koruptif

12:53 WIB

KPK Respons Prabowo Dukung RUU Perampasan Aset: Sinyal Agar Segera Disahkan DPR

KPK Respons Prabowo Dukung RUU Perampasan Aset: Sinyal Agar Segera Disahkan DPR

11:13 WIB

Usut Kasus Korupsi pada Proyek Dinas PU Mempawah, KPK Tetapkan 3 Tersangka dan Geledah 16 Lokasi

Usut Kasus Korupsi pada Proyek Dinas PU Mempawah, KPK Tetapkan 3 Tersangka dan Geledah 16 Lokasi

10:28 WIB

REKOMENDASI

Dua Faktor di Balik Pengunduran Diri Hasan Nasbi

Dua Faktor di Balik Pengunduran Diri Hasan Nasbi

Hari Buruh Dihantui PHK Massal, Mampukah Satgas Membendung?

Hari Buruh Dihantui PHK Massal, Mampukah Satgas Membendung?

Barak Militer untuk 'Anak Nakal': Mengapa Wacana Dedi Mulyadi Rentan Langgar Hak Anak?

Barak Militer untuk 'Anak Nakal': Mengapa Wacana Dedi Mulyadi Rentan Langgar Hak Anak?

TERKINI

Komjak Tegaskan Kejagung Punya Bukti Lain untuk Jerat Direktur Jak TV

Komjak Tegaskan Kejagung Punya Bukti Lain untuk Jerat Direktur Jak TV

News | 21:04 WIB

Ketua IKADIN Minta Opini Advokat di Luar Ruang Sidang Tak Dibatasi dalam RKUHAP

Ketua IKADIN Minta Opini Advokat di Luar Ruang Sidang Tak Dibatasi dalam RKUHAP

News | 20:47 WIB

Dedi Mulyadi Cuek Diancam Ormas Hercules: Saya Tidak Akan Pernah Mendengarkan

Dedi Mulyadi Cuek Diancam Ormas Hercules: Saya Tidak Akan Pernah Mendengarkan

News | 20:17 WIB

Maqdir Ismail Ingin Terdakwa dan Saksi Mahkota Tak Harus Akui Kesalahan dalam RKUHAP

Maqdir Ismail Ingin Terdakwa dan Saksi Mahkota Tak Harus Akui Kesalahan dalam RKUHAP

News | 20:13 WIB

Bali Blackout, Istana Sampaikan Permohonan Maaf, Pastikan Pasokan Listrik Pulih Bertahap

Bali Blackout, Istana Sampaikan Permohonan Maaf, Pastikan Pasokan Listrik Pulih Bertahap

News | 20:04 WIB

Ogah Ikuti Dedi Mulyadi Kirim Siswa Nakal ke Barak Militer, Pramono: Jakarta Punya Kebijakan Sendiri

Ogah Ikuti Dedi Mulyadi Kirim Siswa Nakal ke Barak Militer, Pramono: Jakarta Punya Kebijakan Sendiri

News | 19:55 WIB

3 Link Aktif untuk Klaim Saldo DANA Kaget Gratis, Langsung Cair Hari Ini Juga!

3 Link Aktif untuk Klaim Saldo DANA Kaget Gratis, Langsung Cair Hari Ini Juga!

News | 19:42 WIB

Setelah Taman, Pramono Kini Mau Perpanjang Jam Operasional Museum dan Perpustakaan hingga Malam Hari

Setelah Taman, Pramono Kini Mau Perpanjang Jam Operasional Museum dan Perpustakaan hingga Malam Hari

News | 19:29 WIB

Demi Digitalisasi, Prabowo Segera Sebar Layar Televisi Canggih di Setiap Sekolah

Demi Digitalisasi, Prabowo Segera Sebar Layar Televisi Canggih di Setiap Sekolah

News | 19:11 WIB

Tangkap 14 Pendemo Anarkis di Hari Buruh, Polisi: Mereka Penyusup, Diduga dari Kelompok Anarko

Tangkap 14 Pendemo Anarkis di Hari Buruh, Polisi: Mereka Penyusup, Diduga dari Kelompok Anarko

News | 18:59 WIB

Tampilkan lebih banyak