Suara.com - Seminar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia HPJI) dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara (Sumut) berlangsung penuh antusias di Samosir Cottages, Jumat (27/1/2023).
Seminar dengan tema "Peningkatan Kualitas Konstruksi Jalan dan Jembatan" berjalan dengan empat sesi yang membahas mulai dari "Value Engineering: Improving Quality of Project Outcome" hingga "Kesalahan Umum yang Terjadi pada Perencanaan Pelaksanaan Geoteknik".
Alvin Tehmono yang merupakan Value Engineering Consultant in Project Management Consultant (PMC) memaparkan value engineering bertujuan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan hasil proyek.
"Umumnya tujuan kita melakukan value engineering itu untuk mengurangi biaya sehingga meningkatkan outcome. Itulah goalsnya," katanya.
Alvin menjelaskan tim value engineering ini bukan hanya diisi oleh berbagai ahli di bidang konstruksi, geoteknik dan lainnya, tapi juga diisi oleh pemangku kepentingan.
"Tim VE itu ada banyak, stakeholders dan ahli. Stakeholders ini kita bagi beberapa tim-tim ini membuat alternatif (perencanaan proyek)," ujarnya.
Setelah berbagai alternatif muncul selanjutnya melakukan evaluasi hingga mendapat alternatif yang terbaik.
"Mengevaluasi alternatif A,B, dan C bagus yang mana lalu kita merekomendasikan kepada pengambilan keputusan manakah alternatif yang bagus," ungkapnya.
Direktur LSP Infrastruktur Jalan dan Jembatan Indonesia Ir Irwan Zarkasi, M. Eng. Sc menambahkan agar kiranya workshop tentang beton harus ditingkatkan.
Baca Juga: Erick Thohir hingga Menteri PUPR Hadiri Ultah ke-76 Megawati di Menteng
"Saya pesan kepada para balai ini aktifkan kunjungan ke workshop beton, karena sekarang modelnya bukan ngolah di tempat tapi dari ready mix (beton yang sudah jadi)," ujarnya.
"Ajarkan kepada insinyur muda tata cara memproduksi beton, karena beton ini bahan utama pengerjaan struktur," sambungnya.
Pentingnya Peningkatan SDM
Ketua Umum DPN Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia Guru Besar Universitas Indonesia Prof. Widjojo Adi Prakoso, Ph.D, GEng mengatakan, problem yang terjadi di bidang geoteknik biasanya terjadi ketika konstruksi dan operasional.
"Bahwa ini ada studi dari Amerika Serikat sudah lama 30 tahun yang lalu tapi sampai saat ini pun kita relevan bicaranya, bahwa ini di bidang geoteknik itu problem yang terjadi umumnya ketika construction dan operation gitu ya," katanya.
Dirinya menjelaskan problem tersebut berasal dari proses desain yang merembet ke konstruksi dan operasional.