Pejabat KPK Kaget Setengah Mati, Lihat Indeks Persepsi Korupsi Terjun Bebas

Selasa, 31 Januari 2023 | 18:33 WIB
Pejabat KPK Kaget Setengah Mati, Lihat Indeks Persepsi Korupsi Terjun Bebas
Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan. [ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Dan tidak ada acuan conflict of interest-nya, sampai sekarang. Tapi enggak ada juga yang bergerak. Ayok dong kita bikin apa?," ujarnya.

Sebelumnya, Deputi Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia, Wawan Suyatmiko mengatakan Indonesia sedang menghadapi tantangan korupsi yang serius.

"Indonesia terus mengalami tantangan serius dalam melawan korupsi. CPI Indonesia tahun 2022 berada di skor 34/100 dan berada di peringkat 110 dari 180 negara yang disurvei," kata Wawan.

Pada 2021 skor CPI Indonesia berada di angka 38/100 dengan peringkat 96 dari 180 negara. Namun pada 2022, turun 4 poin menjadi 34/100 menempati posisi 110. Wawan menyebut penurunan itu paling drastis sejak 1995.

"Dengan hasil ini, Indonesia hanya mampu menaikkan skor CPI sebanyak 2 poin dari skor 32 selama satu dekade terakhir sejak tahun 2012," kata Wawan.

Skor CPI Indonesia itu disebut memperlihatkan respon terhadap praktik korupsi masih cenderung berjalan lambat.

"Bahkan terus memburuk akibat minimnya dukungan yang nyata dari para pemangku kepentingan," tegasnya.

Untuk diketahui rentang skor CPI antara 0-100. Angka 0 menunjukkan CPI yang korup, sementara 100 diartikan bersih dari korupsi. Dinamika skor dan peringkat Indonesia dalam Indeks Persepsi Korupsi menunjukkan bahwa Indonesia masih membutuhkan usaha ekstra dalam melakukan perbaikan menuju Indonesia yang bersih dari korupsi di masa mendatang.

Indeks Persepsi Korupsi telah menjadi indikator global utama korupsi sektor publik sejak 1995. Indeks menilai 180 negara dan teritori di seluruh dunia berdasarkan persepsi korupsi sektor publik.

Baca Juga: Skor Indeks Persepsi Korupsi 2022 Terjun Bebas, Indonesia Alami Tantangan Serius dalam Melawan Korupsi

Dengan menggunakan data dari 13 sumber eksternal, termasuk Bank Dunia, Forum Ekonomi Dunia, risiko swasta dan perusahaan konsultan, wadah pemikir, dan lain-lain. Skor mencerminkan pandangan para ahli dan pebisnis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI