"Ketika Dandan Omah Rutilahu ini digerakkan, maka mengurangi kemiskinan, mengurangi pengangguran dan menggerakan ekonomi," jelas dia.
Bagi dia, gotong-royong dan guyub rukun warga inilah yang menjadikan kekuatan Surabaya menjadi kota luar biasa. Pun demikian kekuatan gotong-royong ini yang juga membuat tingkat kemiskinan dan pengangguran di Kota Surabaya berkurang.
"Kalau kemiskinan sudah berkurang, pengangguran berkurang, ekonomi bergerak, maka secara otomatis bayi stunting juga bisa hilang, bayi gizi buruk bisa hilang," kata dia.
Terlebih lagi, Wali Kota Eri mengakui, modernisasi zaman tak membuat gotong-royong masyarakat Surabaya luntur. Ia meyakini, dengan gotong royong dan sinergi kuat, menjadikan Surabaya kota yang luar biasa.
"Inilah hebatnya warga Surabaya. Dengan zaman modernisasi, sebagai kota dunia, tapi guyub-rukunnya, gotong-royongnya tidak hilang. Top warga Surabaya. Matur nuwun (terima kasih), bangun terus bareng-bareng, sinergi kuat, Surabaya hebat," sambungnya.
Peran Media Massa dalam Program Dandan Omah
Keberhasilan program Dandan Omah Rutilahu tak lepas dari peran serta dan dukungan pers atau media massa. Wali Kota Eri mengakui, selama ini, media massa kontribusinya cukup signifikan, terutama dalam menggelorakan gotong-royong para warga.
"Akhirnya membuat warga Surabaya semakin berlomba untuk menjadi bagian dari (perbaikan) Rutilahu. Tak hanya tenaga, namun juga ada yang memberikan bantuan hingga memberikan uang," katanya.
Menurutnya, media massa juga ikut menggugah orang untuk memberikan kelebihannya, sehingga Surabaya hari ini laju perekonomiannya 7,5 persen. Bahkan pertumbuhan ekonomi Surabaya telah menembus 7,17 persen selama 2022.
Baca Juga: Naik Motor, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Bersama Tim Gabungan Gelar Operasi Gangster
Angka tersebut menjadi yang tertinggi dibanding 9 tahun terakhir. Sedangkan untuk tingkat pengangguran terbuka (TPT) juga turun dari 9,68 persen (2021) menjadi 7,62 persen (2022).