Suara.com - Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Erwin Aksa, angkat bicara soal adanya surat pernyataan Anies Baswedan terkait utang piutang saat Pilkada DKI Jakarta 2017. Dalam surat itu salah satu poinnya disebutkan jika Erwin Aksa dan Aksa Mahmud sebagai pihak penjamin.
Erwin mengaku baru tahu adanya surat pernyataan tersebut. Ia mengatakan, tak terlibat dalam pembuatan surat pernyataan tersebut.
"Bukan saya yang buat. Nggak tahu bukan saya yang buat," kata Erwin saat dihubungi, Sabtu (11/2/2023).
Selain itu Erwin juga mengaku tidak tahu menahu jika namanya ternyata tercantum dalam surat pernyataan sebagai penjamin yang ditandatangani Anies Baswedan.
"Mana saya tahu nama saya ada di situ," tuturnya.
Ia lantas merujuk poin nomor 7 dalam surat pernyataan tersebut. Bunyi poin 7 itu adalah 'Dalam hal Saya dan Bapak Sandiaga S. Uno berhasil terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada DKI 2017, maka Bapak Sandiaga S. Uno berjanji untuk menghapuskan Dana Pinjaman I, II dan III serta membebaskan Saya dari kewajiban untuk membayar kembali Dana Pinjaman I, II dan III tersebut.
Mekanisme penghapusan Dana Pinjaman I, II dan III tersebut akan ditentukan kemudian melalui kesepakatan antara Saya dan Bapak Sandiaga S. Uno.'
"Kuncinya di sini (menunjukkan poin ke 7 dalam surat)," tutur Erwin.
Surat Beredar
Baca Juga: Anies Bicara Soal Jokowi Anak dari Keluarga Sederhana Bisa Pimpin Indonesia
Sebelumnya, surat yang diduga sebagai surat pengakuan utang Anies Baswedan ke Sandiaga Uno beredar di Twitter. Yang mengunggah foto surat itu adalah akun @Miduki17 yang menggunakan nama John Sitorus.
Surat Pernyataan Pengakuan Utang III, demikian tajuk surat tersebut, dibubuhi materai dan diteken menggunakan nama Anies Rasyid Baswedan.
Keaslian surat tersebut belum bisa dipastikan. Metro sendiri sedang berusaha untuk memastikan otentitas surat yang diteken pada 9 Maret 2017 tersebut.
Surat itu sendiri berisi 7 butir pernyataan. Isi garis besarnya adalah pengakuan dari Anies bahwa ia sudah tiga kali meminjam uang ke Sandiaga Uno setotal Rp 92 miliar.
Dalam pinjaman ketiga, demikian surat tersebut, Anies disebut meminjam Rp 42 miliar. Sebelumnya ia sudah dua kali meminjam uang ke Sandi, pertama dengan jumlah Rp 20 miliar dan kedua Rp 30 miliar.
Uang tersebut akan digunakan untuk membiayai kampanye Anies dan Sandiaga dalam Pilkada Jakarta 2017 putaran kedua.