Kebijakan Kocak Sekolah Jam 5 Pagi: Siswa Tak Sarapan, Guru Tak Sempat Dandan

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 01 Maret 2023 | 08:54 WIB
Kebijakan Kocak Sekolah Jam 5 Pagi: Siswa Tak Sarapan, Guru Tak Sempat Dandan
ILUSTRASI: Siswa SMA berjalan menuju kelasnya saat hari pertama masuk sekolah pembelajaran tatap muka di SMAN 1 Mataram, NTB, Senin (4/1/2021). [ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Perekam video juga mengungkapkan kalau perpustakaan sekolah sudah dibuka meskipun waktu belum menunjukkan pukul 05.00 WITA.

Kemudian terlihat sudah ada beberapa guru hadir di lingkungan sekolah. Lalu tampak ada dua murid yang datang sebelum jam masuk.

"Nama siapa? Wih, IPS III, hebat," puji guru terhadap siswa yang sudah datang.

Video berlanjut ketika perekam menyapa kepala sekolah yang berada di luar ruangan. Ia menanyakan kondisi kepala sekolah.

"Bagaimana kabar bapak e?," tanya si perekam.

"Baik-baik, siap," jawab kepala sekolah.

"Jam 5 ini segar sekali e bapak," timpal si perekam.

Setelah itu, kepala sekolah melihat sudah ada beberapa siswa yang datang ke sekolah meski waktu menunjukkan pukul 05.15 WITA.

"(Jumlah) anak-anak sudah lumayan," ucap kepala sekolah.

Baca Juga: Viral Murid SMA di NTT Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Negara Asia Tenggara Lainnya Bagaimana?

"Ya, sudah ada beberapa," jawab guru yang merekam.

Guru Pun Mengkritik

Kebijakan Gubernur Laiskodat sontak menuai badai kritik. Salah satunya dari Perhimpunan Pendidik dan Guru (P2G).

Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim menilai kebijakan tersebut tampak tidak melalui kajian akademis terlebih dulu. Menurutnya wacana itu jelas melanggar asas transparansi dan partisipasi publik. Selain itu, kebijakan tersebut malah akan ditertawakan negara lain.

"Masuk sekolah pukul 5 pagi sepertinya akan menjadi kebijakan masuk sekolah terpagi di dunia. Kebijakan yang akan ditertawakan oleh komunitas pendidikan internasional nantinya," kata Satriwan dalam keterangan tertulis, Selasa (28/2/2023).

Ia menilai kebijakan ini juga tidak memiliki korelasi dengan capaian kualitas pendidikan di NTT. Padahal masalah pendidikan di NTT ini sangat banyak, di antaranya adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTT peringkat ke 32 di Indonesia berdasarkan data BPS pada 2021.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI