Sang Menhan RI tersebut juga mengusulkan pasukan penjaga perdamaian dan pemantau PBB, referendum di wilayah sengketa.
Referendum tersebut diperuntukan demi menentukan bagi warga di zona demiliterisasi tersebut ingin bergabung ke Rusia atau Ukraina.
Tak lupa, Prabowo menuntut agar dialog Shangri-La menemukan modus deklarasi sukarela yang bertujuan mendesak Ukraina dan Rusia untuk segera memulai negosiasi perdamaian.
Sayangnya, usulan Prabowo itu ditolak mentah-mentah oleh Menteri Pertahanan Ukraina, Olekssi Reznikov.
Reznikov bahkan menuding rencana yang diutarakan oleh Prabowo datang dari Rusia, bukan dari Ukraina.
"Kedengarannya seperti rencana Rusia, bukan rencana Indonesia," kata Reznikov dalam dialog tersebut.
Reznikov langsung 'menyemprot' Prabowo habis-habisan dan menyebut usulannya aneh.
"Kami tidak membutuhkan mediator ini datang kepada kami dengan rencana aneh ini," tegas Reznikov.
Lebih lanjut, Reznikov menegaskan bahwa usulan Prabowo tak melihat situasi dari kacamata Ukraina yang menilai bahwa apa yang terjadi di daerah konflik di tanah Ukraina adalah genosida.
"Di wilayah pendudukan, pasukan Rusia melakukan kejahatan perang, kejahatan pada kemanusiaan dan genosida. Sekarang Rusia berusaha untuk mengganggu serangan balik Ukraina," sesal Reznikov.