Mengutip laman Planetarium Jakarta, observasi atau rukyat adalah ranah ilmiah yang dilakukan untuk mencari bukti astronomis dari perhitungan atau hisab.
Menurut laman itu, untuk menetukan tanggal1 bulan baru biasanya dilakukan pada tanggal 29 di bilan hijriah sebelumnya.
Tanggal 29 dipilih karena dalam satu periode bulan Hijriah, dari purnama ke purnama selanjutnya, berbeda-beda, sekitar 29,5 hari.
Hal itu pula yang akan menentikan apakah satu bulan Hijriah harus digenapkan menjadi 30 hari atau 29 hari.
Jika menjadi 30 hari,maka tanggal 1 bulan baru akan datang lusa dari hari pelaksanaan observasi. Namun jika disepakati 29 hari saja,maka tanggal 1 bulan baru akan datang satu hari setelah hari observasi.
Kontributor : Damayanti Kahyangan