"Saya tidak pernah merampok uang negara, tidak pernah menerima suap, tapi tetap saja KPK menggiring opini publik seolah-olah saya penjahat besar," ujar penasihat hukum Lukas.
4. Keluhan Sakit
Lukas juga menerangkan bahwa dia benar-benar sakit dan menjalani pengobatan di Singapura. Dia menjelaskan sempat mengalami stroke dan mengidap diabetes.
"Empat kali saya mengalami stroke, menderita diabetes. Sebelum ditahan, diabetes saya di stadium empat dan setelah ditahan jadi stadium lima," ujar Petrus menyampaikan keberatan Lukas.
"Saya juga menderita Hepatitis B, darah tinggi, jantung dan banyak komplikasi penyakit dalam lainnya. Pemeriksaan terakhir dokter RSPAD menyatakan fungsi ginjal saya tinggal delapan persen," lanjutnya.
5. Singgung Janji Ketua KPK
Lukas kemudian menyinggung Ketua KPK Firli Bahuri dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dalam keberatannya. Dia mengatakan telah meminta agar bisa berobat di Singapura.
Firli disebut telah menjanjikan Lukas berobat di Singapura. Begitu juga dengan Mendagri Tito yang diklaim tak keberatan Lukas berobat di sana.
"Mengapa sejak semula saya minta pada Ketua KPK Firli Bahuri agar saya dapat berobat di Singapura dan beliau juga menjanjikan saya boleh berobat di Singapura," ungkap Petrus.
Baca Juga: Pakar Sebut Masa Jabatan Pimpinan KPK Diperpanjang Demi Jegal Anies Maju Pilpres 2024
6. Bawa-Bawa Novel Baswedan
Namun ternyata sampai Lukas ditangkap dan menjalani proses persidangan, pengobatan di Singapura tak kunjung teralisasi. Lukas lalu membandingkan perlakuan KPK dan pemerintah kepadanya dengan Novel Baswedan.
"Saya mengetahui ketika mantan penyidik KPK Novel Baswedan minta berobat di Singapura, pemerintah mengabulkan. Bahkan informasi yang saya peroleh biaya perawatan di Singapura ditanggung pemerintah. Mengapa saya yang berjuang untuk NKRI dianaktirikan?" ungkap Petrus.
Kontributor : Trias Rohmadoni