Meninggalkan Pahala Abadi dengan Sedekah Jariyah

Rabu, 05 Juli 2023 | 09:26 WIB
Meninggalkan Pahala Abadi dengan Sedekah Jariyah
Sedekah jariyah. (Dok: Dompet Dhuafa)

“Barangsiapa yang membangun masjid demi mencari wajah Allah, niscaya Allah bangunkan rumah baginya di surga.” 

(Terdapat dalam Ash-Shahihain)

Membangun masjid atau rumah Allah sangat tinggi nilai pahalanya di sisi Allah Swt. Masjid adalah sentra ibadah dan aktivitas kebaikan bagi umat Islam. Oleh karena itu, setiap kebaikan yang dilakukan dengan adanya masjid akan tercatat sebagai amalan yang terus mengalir bagi yang bersedekah atau berwakaf untuk berdirinya masjid.

2. Sedekah atau Wakaf Sumur atau Penggalian Air

Ilustrasi air bersih. (Dok: Dompet Dhuafa)
Ilustrasi air bersih. (Dok: Dompet Dhuafa)

Dahulu kala, rakyat Madinah pernah mengalami masa kekeringan yang parah. Di saat yang lain kesulitan air, ada satu sumur milik seorang Yahudi yang masih memancarkan air.

Rasulullah SAW pun bersabda:

“Wahai Sahabatku, siapa saja diantara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka akan mendapat surga-Nya Allah Ta’ala.”

(HR. Muslim)

Seruan Rasulullah pun langsung disambut dengan semangat oleh sahabat nabi, Utsman bin Affan yang dikenal kaya raya. Ia pun membeli sumur Raumah milik orang Yahudi tersebut, setelah negosiasi yang panjang. Sumur itu pun dibeli dengan harga yang sangat tinggi. Hingga saat ini kebermanfaatan sumur tersebut terus berlanjut dengan berubahnya sumur Raumah menjadi hotel bintang lima, Hotel Utsman bin Affan.

Baca Juga: Melalui Sentra Ternak, Dompet Dhuafa Siap Distribusikan 40 Ribu Hewan Kurban pada Idul Adha 2023

Sedekah semacam ini juga sama halnya dengan sedekah untuk kepentingan fasilitas umum, misal sedekah pohon, sedekah pembangunan jembatan, dll.

3. Sedekah untuk Anak-Anak Yatim

Ilustrasi anak yatim. (Dok: Dompet Dhuafa)
Ilustrasi anak yatim. (Dok: Dompet Dhuafa)

Anak-anak yatim merupakan sosok-sosok yang sangat diperhatikan oleh Rasulullah SAW. Dalam sabdanya beliau mengisyaratkan kedekatan dengan anak yatim ibarat jari telunjuk dan jari tengah (dalam H.R. Bukhari no. 4998 dan 5659).

Menyantuni anak yatim dan mengasuhnya dengan baik merupakan teladan penuh kasih sayang yang Rasul contohkan. Untuk itu, bagi umat Islam yang mampu sudah selayaknya menyisihkan hartanya untuk anak-anak yatim dan mengurangi beban mereka.

Bahkan Allah pun mengecam bagi orang-orang yang suka menghardik anak yatim dan enggan memberi makan fakir miskin. Allah menyebut mereka itu sebagai pendusta agama sebagaimana yang termaktub dalam QS al-Ma’un (105), ayat 1-5.

4. Sedekah untuk Pesantren

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI