Di sisi lain, pelaku yang bernama Hanim membeberkan alasan memilih rumah sakit di Kamboja sebagai tempat penjualan ginjal dari Indonesia. Salah satunya, kata dia, karena sistem administrasi yang dilakukan pihak rumah sakit di sana terbilang mudah dan tidak ribet.
Pihak rumah sakit yang melakukan operasi dan transplantasi pun dikatakannya cukup peduli terhadap para pendonor. Sebab, usai pendonor pulang dan kembali beraktivitas di Indonesia, mereka kerap menanyakan soal kabar dan kondisi kesehatan.
Anggota Polri dan petugas imigrasi terima uang jutaan
Aipda M diduga membantu para tersangka kabur dan menghilangkan jejak usai penampungan sindikat di Tarumajaya, Kabupaten Bekasi itu digerebek polisi beberapa waktu lalu. Atas peranannya ini, ia diketahui menerima uang hingga Rp612 juta.
Sementara petugas imigrasi dibayar sekitar Rp3,5 juta usai meloloskan para pendonor tanpa proses screening. Meski begitu, kelompok sindikat jual beli ginjal itu berkata ke petugas bahwa WNI yang pergi ke Kamboja untuk bermain judi online.
Pelaku sindikat jual ginjal beraksi di Facebook
Hanim pun mengaku bahwa broker dari jaringan tersebut mencari korban melalui media sosial Facebook. Broker itu disebutnya bertugas menjaring orang-orang yang memang berniat untuk menjual ginjalnya lewat beberapa grup di Facebook.
Grup yang dimaksud di antaranya bernama Forum Donor Ginjal Indonesia dan Donor Ginjal Luar Negeri.
Hanim menyampaikan, melalui grup-grup Facebook itu, broker membuat unggahan tentang donor ginjal dengan syarat yang beragam. Para pendonor ini kemudian disebut secara sadar menyumbangkan ginjalnya melalui broker.
Baca Juga: Ada Pegawai Terlibat Sindikan Jual Beli Ginjal, Begini Respons Imigrasi Bali
Kontributor : Xandra Junia Indriasti