Suara.com - Tahukah kalian ada tradisi 10 Muharram di Indonesia yang sangat menarik untuk diketahui? Tradisi hari Asyura itu sendiri sebenarnya tidak hanya dirayakan oleh umat Islam di Indonesia.
Peringatan Hari Asyura dirayakan oleh kaum Syiah di Karbala, Irak dengan ritual khusus. Dalam sejarah Islam, bulan Muharram memang tercatat peristiwa penting yang tidak bisa dilupakan, yaitu pada 10 Muharram atau dikenal dengan hari Asyura. Nah, apa saja tradisi 10 Muharram di Indonesia?
Tradisi 10 Muharram di Indonesia
1. Makassar
Dilansir SuaraSulsel.id, pada Hari Asyura atau 10 Muharram di Makassar memiliki tradisi yang cukup unik, yaitu dengan membeli perabotan rumah tangga.
"Dari dulu, dari zaman nenek kami selalu beli timba dan lain-lain setiap 10 Muharram," ujar Yeni, salah satu pembeli kepada media.
Warga kota Makassar memborong perabot rumah tangga seperti gayung atau timba, panci, ember hingga baskom. Menariknya, mereka membeli tanpa menawar harganya.
Menurut warga, tradisi ini sudah turun temurun dilakukan masyarakat Makassar. Makna tradisi ini dipercaya dengan membeli perabotan penampung air pada 10 Muharram akan mendatangkan keberkahan.
"Saya tidak tahu jelas sejarahnya, tapi katanya akan mendatangkan berkah. Alat penampung air ini ibarat menampung rejeki kita," ungkapnya.
Baca Juga: Niat Puasa Asyura di Malam Hari dan Saat Terbit Fajar
2. Jawa Timur
Sementara dalam tradisi Jawa Timur, peristiwa 10 Muharram ini akan ditandai dengan adanya bubur Asyura yang melambangkan kemenangan dan kesedihan. Bubur Suro atau bubur Asyura ini juga menjadi hidangan khas yang dibuat di beberapa daerah di Indonesia selain Jawa Timur.
Tak hanya itu, Menurut Ahmad Zarkasih dalam karya berjudul "Sejarah Kalender Hijriyah", tanggal 10 Muharram juga dianggap menjadi lebaran anak yatim.
Tradisi 10 Muharram dengan menyantuni anak yatim ini timbul juga berasal dari anjuran rasul. Berdasarkan Ahmad Zarkasih, banyak hadits-hadits tentang menyantuni anak yatim di tanggal 10 Muharram. Meskipun begitu hadist-hadist tersebut memang lemah alias dhaif.
3. Madura
Dikatakan sebagai lambang kemenangan, karena para Nabi telah menegakkan keadilan dan kebenaran. Seperti keselamatan dan kemenangan Nabi Nuh AS dari cengkraman badai dan ombak besar yang mengamuk di seluruh dunia serta kemenangan Nabi Ibrahim AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Ayyub AS, Nabi Ya'qub AS, Nabi Yunus AS, Nabi Zakariya AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Musa AS, dan para Nabi lainnya.