Rumah Bocah Meninggal Penuh Cacing Disorot, Hidup Tanpa MCK, Mandi dan Buang Air di Empang

SumarniIsmail Suara.Com
Kamis, 21 Agustus 2025 | 07:22 WIB
Rumah Bocah Meninggal Penuh Cacing Disorot, Hidup Tanpa MCK, Mandi dan Buang Air di Empang
Cacing Angiostrongylus costaricensis (Youtube/copito hilohawaii)

Suara.com - Dunia Raya, seorang bocah perempuan berusia empat tahun, tak pernah jauh dari lingkungan sederhana tempatnya tinggal di Dusun Lemahduhur, Sukabumi, Jawa Barat.

Rumah panggungnya yang berdiri di atas tebing dikelilingi oleh kandang domba dan ayam. Di sanalah, di antara tanah lembap dan kokok ayam yang sesekali menyelinap ke kolong rumah, Raya biasa bermain.

Namun, dari tempat bermainnya itu pula, parasit tak kasat mata diduga mulai menginvasi tubuh mungilnya.

Raya mengembuskan napas terakhirnya pada Selasa, 22 Juli 2025, di RSUD R Syamsudin SH, Sukabumi. Penyebabnya tragis, infeksi cacing gelang akut yang sudah menyebar ke seluruh tubuhnya.

Cacing-cacing ganas itu tak hanya menggerogoti organ pencernaannya, tetapi larva-larvanya telah menyebar hingga ke paru-paru dan bahkan otaknya.

Raya, bocah asal Sukabumi meninggal dunia karena komplikasi cacing dan penyakit dalam [Ist]
Rumah kediaman Sara, bocah yang meninggal karena cacing jadi sorotan [Ist]

Kehidupan sehari-hari Raya jauh dari kata layak. Ia tinggal bersama orang tua dan seorang kakak berusia enam tahun di sebuah rumah berdinding gipsum dan beratap asbes. Dapurnya masih mengandalkan kayu bakar untuk memasak.

Tak ada fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK) di dalam rumah. Untuk membersihkan diri atau buang air, Raya dan keluarganya bergantung pada sebuah empang dan aliran air kecil di dekat rumah mereka.

Kondisi sanitasi yang buruk inilah yang diyakini menjadi pintu masuk bagi larva cacing gelang untuk berkembang biak di tubuhnya.

Menurut penuturan Sarah, bibi Raya, kondisi ekonomi keluarga keponakannya memang serba kekurangan.

Baca Juga: Balita Sukabumi Tewas Akibat Cacingan, DPR Murka Salahkan Pemda dan Warga

Orang tua Raya disebut memiliki keterbatasan dalam merawatnya, sang ayah menderita tuberkulosis (TBC) dan ibunya mengalami gangguan kesehatan mental.

Ilustrasi larva cacing pita. (Pexels/Hendrik Stamp)
Rumah kediaman Sara, bocah yang meninggal karena cacing jadi sorotan  (Pexels/Hendrik Stamp)

Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya jaminan kesehatan seperti BPJS, yang membuat akses terhadap penanganan medis intensif menjadi sulit.

Awalnya, tak ada yang menyangka penyakit Raya begitu parah. Sarah mengatakan bahwa sehari-hari Raya masih terlihat aktif bermain seperti anak-anak lainnya. Gejala yang tampak hanyalah batuk, demam, dan sesak napas.

"Nggak tahu, nggak bilang. Soalnya kan nggak kelihatan. Bayinya biasa-biasa aja gitu, keadaan tubuhnya emang biasa," ucap Sarah.

Namun, kondisi Raya memburuk dengan cepat. Ia dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan tak sadarkan diri.

Saat itulah fakta mengerikan terungkap. Tim medis menemukan ratusan cacing gelang hidup di dalam tubuhnya, bahkan ada yang keluar dari hidung dan anusnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI