Infografis
Suara.com - Bakal capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto kembali diterpa isu melakukan kekerasan menjelang kontestasi Pilpres 2024. Kabar ini menambah daftar panjang kontroversi Prabowo Subianto sebagai salah satu tokoh publik.
Kabar terbaru Menteri Pertahanan itu dikabarkan mencekik leher Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi saat menghadiri rapat kerja.
Terkait hal tersebut, Prabowo sudah memberikan klarifikasi dan membantah isu burung itu. Bahkan, Presiden Jokowi juga sampai turun tangan membantah isu tersebut.
Isu Prabowo melakukan kekerasan bukan sekali saja terjadi. Tim redaksi Suara.com mencatat setidaknya ada 6 isu kekerasan serupa yang pernah dilakukan Prabowo.
Apa saja kontroversi Prabowo Subianto yang diduga kerap melakukan kekerasan? Berikut ulasan lengkapnya untuk Anda.
1. Prabowo Lempar HP
Kisah Prabowo melempar HP terjadi saat Pilpres 2009 lalu. Insiden tersebut terjadi saat Partai Persatuan Pembangunan atau PPP memutuskan menarik dukungan dari Partai Gerindra.
Kisah ini bermula saat sejumlah petinggi PPP bertemu Prabowo di kediaman Hashim Djojohadikusumo pada 10 Mei 2009. Para petinggi PPP yang hadir antara lain Suharso Monoarfa, Suryadharma Ali, Joko Purwanto dan Hasrul Azwar.
Usai PPP menyampaikan akan menarik dukungan, Prabowo disebut langsung mengambil HP di atas meja dan melemparnya hingga nyaris mengenai tubuh Suharso.
Baca Juga: Hadir Perdana Pertemuan Rutin Parpol Pengusung, Gaya Ganjar Berkemeja Hitam Rileks Tebar Senyuman
2. Prabowo Gebrak Meja Podium saat Kampanye
Prabowo juga sempat menunjukkan sikap tempramentalnya di hadapan publik saat melakukan kampanye terbuka di Stadion Kridosono, Yogyakarta pada 8 April 2019.
Dalam kampanye tersebut, Prabowo membahas soal antek asing dengan nada tinggi, ia beberapa kali menggebrak meja podium di hadapannya.
Gebrakan meja itu disambut riuh teriakan massa kamoanye yang hadir. Amien Rais yang turut hadir di acara tersebut langsung menghampiri Prabowo sambil tersenyum.
3. Prabowo Tinju Meja di Depan Ulama
Cerita Prabowo meninju meja pertama kali disampaikan oleh mantan anggota Dewan Penasihat Persaudaraan Alumni (PA) 212 Usamah Hisyam di muslimobsession.com pada Rabu (19/12/2018). Usamah menceritakan ketegangan suasana rapat mukadimah sepekan sebelum Ijtima Ulama I digelar pada 16 September 2018.
