"Paling Pak Ganjar maksimalnya 22 dong. Itu kan gambaran, biar tahu diri elektabilitasnya ada berapa tuh kurang lebih begitu. Mbok ya pada waktu itu mau. Akhrnya Gibran lah yang jadi," kata babe Haikal.
Adapun menurut Babe Haikal, tawaran itu ditolak lantaran mantan Gubernur Jawa Tengah itu cukup percaya diri untuk maju sebagai kandidat Capres bersama Mahfud MD.
"Pak Ganjarnya nggak mau karena merasa pada waktu itu elektabilitasnya tinggi," kata Babe Haikal.
Bukan cuma Ganjar yang saat itu terlalu percaya diri, partai pengusungnya yaitu PDI Perjuangan juga kekeuh untuk mengusung Capres bukan cawapres. Menurut Babe Haikal, saat itu PDIP yakin lantaran masih bersama Jokowi.
Padahal setelah Jokowi mundur dari PDIP, kata Babe Haikal, elektabilitas partai yang dinaungi oleh Megawati Soekarno Putri itu merosot.
"Pada waktu itu, PDIP merasa hebat didukung sama Pak Jokowi. Sekarang kan terbukti, Pak Jokowi cabut, PDIP melorot," kata Babe Haikal.