Nexus EcoSTEAM Rilis Kajian Kedua Berjudul Upaya Indonesia Mencapai Ekuilibrium

Senin, 22 Januari 2024 | 17:05 WIB
Nexus EcoSTEAM Rilis Kajian Kedua Berjudul Upaya Indonesia Mencapai Ekuilibrium
Nexus EcoSTEAM Rilis Kajian Kedua Berjudul “Upaya Indonesia Mencapai Ekuilibrium”. (Dok: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam upaya mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan dan pengelolaan (produksi, konsumsi, dan distribusi) sumber daya yang bijaksana, Nexus EcoSTEAM, sebuah think-tank yang berkomitmen untuk mendorong kemajuan Indonesia yang berkelanjutan melalui pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematic), merilis kajian kedua mereka dengan judul “STEAM di tengah Misi Ekuilibrium: Inovasi Holistik untuk Meretas Masa Depan”.

Kajian tersebut dirilis bersamaan dengan acara Talkshow Menavigasi Indonesia. Acara awalnya direncanakan diisi dengan Talkshow oleh Dr. Alexander Sonny Keraf, Billy Mambrasar, Nathan Roestandy, dan I Dewa Made Agung. Namun, dikarenakan kesibukannya yang padat, mantan Menteri Lingkungan Hidup tersebut akhirnya digantikan oleh Jan Prince Permata.

Talkshow yang dihelat pada Minggu, 21 Januari 2024 tersebut menarik perhatian banyak pihak, termasuk pakar lingkungan, akademisi, pelaku/pegiat  dan aktivis keberlanjutan. Nexus EcoSTEAM, dengan pendekatannya yang menggabungkan konsep Triple Bottom Line dengan pendekatan STEAM, menganggap bahwa integrasi ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa, seni, dan matematika adalah kunci dalam mencapai keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Pada Talkshow tersebut, beberapa narasumber yang merupakan pakar di bidangnya masing-masing menelaah berbagai permasalahan yang dimiliki Indonesia, khususnya di sektor pembangunan berkelanjutan, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, dan masyarakat adat serta desa.

“Meskipun beberapa negara telah berhasil menyelesaikan permasalahan tata kelola kebijakan pangan, Indonesia masih mengalami kesulitan, khususnya terkait kendala dalam mekanisme kerja Badan Pangan yang terhambat oleh birokrasi yang kompleks. Sebagai catatan, ketahanan suatu negara dalam sektor produksi pertanian dan pangan menjadi fondasi yang tak terpisahkan untuk mencapai status negara maju” Ujar Jan Prince, Anggota Sekretaris Wantimpres.

Oleh karena itu, dia percaya calon Presiden kita di masa depan memiliki tugas yang krusial, sebab mesti mendorong dan memimpin implementasi berbagai kebijakan yang mendukung kemandirian pangan kita.

Nathan, CEO Nafas pun turut menyampaikan persoalan lingkungan yang kini dialami Indonesia khususnya polusi.

“Permasalahan yang tidak terdesentralisasi antar daerah sehingga kebijakan terkait penyelesaian Polusi Udara tidak memiliki sistem yang terpadu. Proses pengambilan keputusannya pun tidak diahului Source of Truth. Padahal persoalan ini sebetulnya dapat menjadi akar dari berbagai penyakit.”

Sehingga Nathan berharap dengan makin banyaknya pihak yang turut andil dalam persoalan udara ini semoga dapat mengurangi buruknya PM2,5 yang kita hasilkan sembari mampu menjadi mitra positif bagi pemerintah.

Baca Juga: Jefri Nichol Ikut Kajian dengan Abidzar Anak Uje, Siap Hijrah?

Di lain sisi, Billy, Duta SDGs Indonesia yang turut hadir dalam Talkshow rilis kajian dan Talkshow tersebut menyatakan bahwa dia percaya Indonesia dapat menjadi negara maju jika anak mudanya turut andil dalam upaya perbaikan dan tidak mengambil jarak dengan pemerintah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI