"Namun, dia pula yang malah menyalahkan ketika seseorang bekerja untuk masyarakat, dia masih tidak mengundurkan diri, masih bekerja hanya mengambil cuti, lalu keburu mundur, dan ini adalah suatu fenomena-fenomena masyarakat menilai kenapa dengan PDI Perjuangan," imbuhnya.
Efriza menjelaskan, yang perlu dipahami lagi dari masyarakat Indonesia bahwa tidak suka terhadap orang sombong. Hal itu terbukti dari sikap Prabowo yang lebih kalem pada Pilpres kali ini.
"Apa yang dikatakan oleh Ganjar saat terakhir debat itulah yang merusaknya. Dia malah bilang muka diktator, dia mengatakan orang yang otoriter, dia juga yang mengatakan dalam tanda kutip ataupun dalam hal yang nyata dalam tanda kutip sebagai mohon maaf kasus Trisakti, kasus 98. Inilah yang mengunggah masyarakat malah balik menghukum PDI Perjuangan. Karena mereka tidak tahu bahwa mereka sedang dikritisi malah akhirnya dihukum," kata dia.