
Lalu di buku itu pun, dijelaskan jika Didit kerap merasakan sedih pada seorang prajurit Kopassus yang menjaga kediaman Cendana.
Didit kerap merasakan rindu pada sang ayah setiap waktu.
"Dulu saat papa saya pergi berperang, walau saya tahu ia bertaruh hidup dan mati, saya tetap tenang karena saya tahu ia akan tetap pulang. Sekarang, walau dia hidup, dia tidak bisa pulang," ungkao Didit seperti dalam buku yang ditulis Ade Ma’ruf itu.
Baca Juga:
Profil Dian Pelangi, Desainer Motif AMIN yang Dikenakan Anies dan Istrinya
Reaksi Kubu Ganjar soal Pertemuan di Istana, Jokowi Dicurigai Bujuk Surya Paloh Lakukan Ini
"Dengan mata berlinang air mata, Didit bertanya kepada prajurit Kopassus itu, ‘Bisakah kamu membawa pulang papa saya?” tanya Didit.
Ade hanya bisa terdiam ketika mengetahui pernyataan Didit. Soeharto lalu mengumpulkan semua anggota Kopassus dan menenayakan mengenai kondisi cucunya.
Semua anggota Kopassus yang dikumpulkan ternyata tak berani mengutarakan keinginan Didit, sampai seorang atasan dengan berani jika Didit menginginkan ayahnya.
Baca Juga: Fakta Waroeng Kopi Klotok Cisarua, Bisnis Sederhana Titiek Soeharto Dibuka oleh Prabowo Subianto
"Siap, Pak. Mas Didit minta kami bawa pulang papanya, pak," kata sang prajurit yang membuat Soeharto terhenyak.