Dari usulan itu kemudian dibentuk Yayasan Masjid Istiqlal yang diketuai oleh Anwar Tjokroaminoto, anak tokoh Bangsa, H.O.S. Cokroaminoto. Anwar kemudian mengusulkan rencana ini ke Presiden Soekarno yang menyambutnya dengan baik.
Baca juga:
Di awal, sejumlah usulan disampaikan terkait lokasi pembangunan masjid. Wakil Presiden Moh Hatta sempat mengusulkan agar lokasi Masjid Istiqlal dekat dengan pemukiman penduduk di Jalan Thamrin, di sebidang tanah di mana Hotel Indonesia berdiri saat ini.
![Umat Islam melaksanakan ibadah Salat Tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (11/3/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/03/11/66440-shalat-tarawih-di-masjid-istiqlal-salat-tarawih-masjid-istiqlal.jpg)
Namun, usul itu ditolak oleh Soekarno. Saat itu Soekarno beranggapan bahwa masjid harus dibangun di dekat Istana Merdeka. Hal ini sesuai dengan tradisi Jawa bahwa Kraton dan Masjid Agung harus terletak di sekitar alun-alun, yang artinya harus dekat dengan Lapangan Merdeka.
Soekarno juga berikan usulan agar Masjid Istiqlal dibangun dekat dengan Gereja Katedral Jakarta dan Gereja Immanuel, sebagai simbol kerukunan dan toleransi beragama di Indonesia.
Pada akhirnya diputuskan masjid nasional akan dibangun di area Taman Wijaya Kusuma-- sebelumnya bernama Taman Wilhelmina, di depan Gereja Katedral Jakarta. Untuk memberi jalan bagi masjid, Benteng Prins Frederick yang dibangun pada 1837 dihancurkan.
Proyek masjid ini kemudian diarsiteki oleh Friedrich Silaban, anak dari pendeta Lutheran yang berasal dari Huria Kristen Batak Protestan. Desain masjid ini mengusungkan tema "Ketuhanan".
Masjid Istiqlal dalam bahasa Arab memiliki arti "Merdeka", yang melambangkan kemerdekaan dan kejayaan bangsa Indonesia. Pembangunan masjid Istiqlal merupakan wujud atau sebagai ungkapan syukur bahwa bangsa Indonesia dapat bebas dari penjajah.
Masjid Istiqlal mampu menampung sebanyak 200.000 orang jamaah yang terdiri dari, ruang salat utama dan balkon serta sayap yang memuat 61.000 orang. Ruang pada bangunan pendahuluan memuat 8.000 orang.
Baca Juga: Ratusan Anak-anak Hingga Ibu-ibu Ramaikan Pawar Obor di Masjid Istiqlal
Lalu, ruang teras terbuka di lantai 2 memuat 50.000 orang dan semua koridor dan tempat lainnya memuat 81.000 orang