Mengapa Nilai Investasi Apple di Vietnam Lebih Besar Dibanding Indonesia?

Galih Prasetyo Suara.Com
Kamis, 18 April 2024 | 14:33 WIB
Mengapa Nilai Investasi Apple di Vietnam Lebih Besar Dibanding Indonesia?
Presiden Joko Widodo (kanan) dengan CEO Apple, Tim Cook berjabat tangan saat menggelar pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/4/2024). [Handout / PRESIDEN PALACE / AFP]
CEO Apple Tim Cook menemui Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Jakarta,  Rabu (17/4/2024). [Dok. biro humas kominfo]
CEO Apple Tim Cook menemui Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Jakarta, Rabu (17/4/2024). [Dok. biro humas kominfo]

Saat ini, lebih dari 90 persen perangkat Apple, mulai dari iPhone, iPad dan MacBook diproduksi di Cina. Kondisi ini menurut sejumlah ahli ekonomi akan membawa dampak besar ke Apple di kemudian hari.

"Ketergantungan Apple kepada Cina akan membawa potensi besar, utamanya saat perang dagang AS-Cina tidak menunjukkan tanda-tanda mereda," ulas media Vietnam.

Analisis dari JP Morgan memprediksi bahwa 95 persen produk Apple yang dibuat di Cina terus mengalami penurunan dan di 2025 akan menyusut tinggal 75 persen saja.

Pihak JP Morgan memperkirakan bahwa Vietnam dan India yang jadi dua negara untuk rantai produksi Apple akan mendapat keuntungan besar di kondisi tersebut.

Analisi JP Morgan menyebut bahwa besar kemungkinan bahwa pihak Apple berenanca akan merelokasi 20 persen produksi iPad, 5 persen MacBook, 20 persen Apple Watch dan 65 persen Air Pods akan di produksi di Vietnam pada 2025.

Tak hanya itu, Apple juga dikabarkan telah memindahkan 11 pabrik perusahaan mereka di Taiwan ke Vietnam. Kondisi ini rupanya juga diikuti sejumlah perusahaan internasional lain.

Sejak Apple berencana menanam investasi besar di Vietnam, perusahaan internasional seperti Foxconn, Luxshare, Pegatron, dan Wistron telah meluaskan produksi mereka ke Vietnam.

Foxconn sebagai salah satu perusahaan penyedia jasa manufaktur elektronik terbesar di dunia bahkan telah menyewa lahan seluas 50,5 hektar untuk membangun pabrik baru. Perusahaan asal Taiwan itu telah menjalin kerjasama dengan Bac Giang Industrial Park Joint Stock Company (SBG) pada Agustus 2022.

Vietnam dianggap Apple sebagai salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang cukup stabil secara politik dan ekonomi. Vietnam disebut sebagai negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi pesar dan terbesar ketiga di ASEAN.

Baca Juga: Pertimbangkan Bangun Pabrik di RI, Apple Digoda Guyuran Insentif dari Luhut

Menurut data dari Moody’s Analytics, PDB Vietnam tumbuh pesat pada 2022 bisa mencapai 8,5 persen, angka ini tertinggi di kawasan Asia Tenggara.

Terkait kestabilan kondisi dalam negeri Vietnam misalnya bisa dilihat dari upah minimum pekerja di sana yang dari 2020 hingga 2021 tetap stabil di angka 132 hingga 190 dollar AS per bulan, tergantung wilayahnya.

Selain soal menjadi negara di kawasan Asean dengan angka PDB yang terus melesat tajam, Vietnam dianggap memiliki letak geografis yang menguntungkan.

"Vietnam juga memiliki perjanjian perdagangan besar bebas dengan negara-negara Asia Timur seperti Cina dan Jepang, yang menjadi dua negara rantai pasokan produksi Apple," ulas media Vietnam.

Lalu Vietnam juga tercatat memiliki Status Most Favored Nation (MFN) pihak Amerika Serikat, sehingga status ini dapat menyederhanakan proses perdagangan kedua negara.

Jika menilik soal angkatan kerja yang menjadi penting bagi Apple untuk memproduksi di Vietnam, negara ini juga memiliki peningkatan angkatan kerja cukup tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI