Keputusan Presiden Columbia, Minouche Shafik, untuk memanggil polisi dan membubarkan paksa perkemahan awal dan menangkap para demonstran yang melakukan aksi duduk pada 18 April menjadi titik balik yang memicu gerakan protes yang jauh lebih luas.
Langkah represif Shafik justru semakin memperkuat tekad para demonstran. Aksi protes pun merebak ke berbagai universitas di seluruh negeri, meskipun para demonstran menghadapi penangkapan dan ancaman dari pihak administrator universitas.
Hingga saat ini, ratusan mahasiswa telah ditahan di berbagai kampus dalam rangkaian protes yang menuntut Columbia untuk melakukan divestasi dari Israel dan mengutuk kebrutalannya di Jalur Gaza. Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina, dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.
Kekejaman Israel tidak hanya menyasar warga sipil, tetapi juga institusi pendidikan. Sebanyak 12 universitas besar di Gaza telah hancur akibat serangan Israel. Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) juga melaporkan kerusakan massal pada jaringan sekolah yang mereka kelola di wilayah tersebut.