"Kenapa ini selalu dibiarkan? Yang ditangkap di bawah tetapi di atas penceraman-penceraman radikal ujaran kebencian terus dibiarkan bahkan saya lihat penuh dengan kemewahan contohnya Habib Bahar bin Smith memamerkan kemewahannya, Ustaz Abdul Somad memamerkan Harley Davidsonnya dengan klubnya lagi," terang Andy Rompas.
Menurutnya, jika minoritas merasa selalu dilecehkan, merasa tidak pernah mendapat keadilan bisa saja mereka mengikuti pembela seperti di Papua.
"Kalau seandainya Indonesia Timur bersatu dan tidak mendapat keadilan terus menerus dan meminta referendum apakah kita harus terpecah belah seperti itu? Sementara hanya ada 3 juta orang radikal di Jakarta dibiarkan bebas begitu saja," tuturnya.
Andy Rompas mengatakan, butuh ketegasan pemerintah untuk mengatasi hal ini. Ia mengatakan, akar permasalahan yang harus dicabut dan dihilangkan bukan korban pemaparan paham-paham radikal yang ditangkap.
"Contohnya Anies Baswedan jelas-jelas memakai politik identitas di saat pemilu kemarin. Pak Jokowi sudah menjalankan apa yang bisa ia lakukan dan kita berharap Pak Prabowo nanti di bulan Oktober setelah dilantik beliau dapat menindak untuk keutuhan NKRI sesungguhnya," kata Andy Rompas.