"Saudara-saudara tahu enggak, sih, para petani kita, mbok pergi temui bahwa mereka itu sekarang karena enggak merasa anak-anak mudanya enggak bisa memberikan harapan kehidupan, makanya ada, loh, berkurang, loh, yang jadi petani yang ada adalah tua-tua. Lalu bahaimana kalau enggak ada makanan," kata Megawati.
Putri Proklamator RI Soekarno ini mengingatkan bagaimana nasib negara jika tidak ada makanan karena petani tidak berproduksi. Megawati menyampaikan bisa saja impor. Tetapi Megawati mengajak semua berpikir, bagaimana bila negara pengimpor itu menghentikan pengiriman bahan pangan.
"Pikir nanti kalau kekurangan bagaimana dong," jelas Megawati.
![Ganjar Pranowo dan Mahfud MD duduk di sebelah Megawati Soekarnoputri dalam acara pembukaan Rakernas ke-5 PDIP di V Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (24/5/2024). [Dok. DPP PDIP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/05/24/55404-ganjar-dan-mahfud-duduk-bersama-megawati.jpg)
Di sisi lain, Megawati menyampaikan pengalaman juga mengajarkan bahwa sebagai Partai Politik, PDIP tidak bisa luput dari kekurangan, terlebih ketika berada di pusat kekuasaan. Sembilan tahun telah dilalui dengan berbagai dinamika politik.
"Begitu banyak tarik-menarik kepentingan terjadi, bahkan jabatan menteri pun, yang ibu dengar, nih, sekarang ini sudah mulai pada rebutan, deh," jelas Megawati.
Presiden Kelima RI itu menyampaikan ketika dirinya memimpin lebih memilih kabinet yang ramping.
"Saya lebih memilih membentuk kabinet yang ramping, dengan jumlah menteri 33, tetapi bersifat zaken cabinet, kabinet profesional. Terbukti, krisis dapat di atasi, dan seluruh utang terutama dengan IMF (International Monetary Fund) dapat dilunasi," katanya.
"Pertanyaan saya, ayo mikir, utang kita itu bagaimana cara bayarnya? Ayo mikir? Mikir dong. Jangan enaknya saja tidur, loh. Kayak apa kalau terjadi gimana?," tambah Megawati.
Api Abadi
Baca Juga: Kantongi KTA PDIP, Andika Perkasa Ngaku Siap Jika Diperintah Maju di Pilkada Jakarta
Terkahir Megawati menjelaskan soal api abadi yang diambil dari Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah. Menurutnya, api itu dibawa ke arena Rakernas karena memiliki makna.