Tewaskan 163 Orang, Mahasiswa Bangladesh Tunda Protes, Tuntut Pencabutan Jam Malam dan Pemulihan Internet

Andi Ahmad S Suara.Com
Senin, 22 Juli 2024 | 21:18 WIB
Tewaskan 163 Orang, Mahasiswa Bangladesh Tunda Protes, Tuntut Pencabutan Jam Malam dan Pemulihan Internet
Pengunjuk rasa anti kuota bentrok dengan mahasiswa pendukung Partai Awami League di Dhaka, Bangladesh pada Selasa (16/7/2024). ANTARA/Mamunur Rashid/Shutterstock.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sudah ada 163 orang meninggal dunia pasca Mahasiswa Bangladesh melakukan aksi unjuk rasa (Protes), terkait kuota pegawai negeri sipil (PNS) di negara tersebut.

Nampaknya, saat ini kelompok mahasiswa Bangladesh yang sebelumnya menggelar aksi demonstrasi kini menghentikan aksi tersebut pada Senin (22/7/2024).

Pimpinan demonstrasi menghentikan protes tersebut selama 48 jam dan mereka tidak menginginkan reformasi dengan mengorbankan begitu banyak korban lagi.

Jam malam telah diberlakukan dan tentara berpatroli di kota-kota di seluruh negara Asia Selatan, sementara pemadaman internet secara nasional sejak Kamis telah secara drastis membatasi aliran informasi ke dunia luar.

“Kami menangguhkan protes penutupan selama 48 jam,” Nahid Islam, pemimpin utama penyelenggara protes utama, Students Against Discrimination, mengatakan dilansir dari NDTV.

Dia dirawat karena luka-lukanya setelah dipukuli oleh orang-orang yang dia tuduh sebagai polisi yang menyamar, katanya.

“Kami menuntut selama periode ini pemerintah mencabut jam malam, memulihkan internet dan berhenti menargetkan mahasiswa pengunjuk rasa.”

Pada hari Minggu, Mahkamah Agung mengurangi jumlah pekerjaan yang disediakan untuk kelompok tertentu, termasuk keturunan “pejuang kemerdekaan” dari perang pembebasan Bangladesh melawan Pakistan tahun 1971.

“Kami memulai gerakan untuk mereformasi kuota,” kata Islam.

Baca Juga: Misteri 4 Kematian di Selandia Baru, Mantan Koki Kanada Ikut Terseret, Ini Penyebabnya

“Tetapi kami tidak ingin reformasi kuota dengan mengorbankan begitu banyak darah, begitu banyak pembunuhan, begitu banyak kerugian terhadap nyawa dan harta benda.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI