Setidaknya 163 orang tewas dalam bentrokan, termasuk beberapa petugas polisi, menurut hitungan korban AFP yang dilaporkan oleh polisi dan rumah sakit.
Kekerasan sporadis berlanjut pada hari Senin, dengan empat orang dibawa ke Rumah Sakit Dhaka Medical College karena luka tembak, kata seorang reporter AFP di tempat kejadian.
Pejabat pemerintah telah berulang kali menyalahkan para pengunjuk rasa dan oposisi atas kerusuhan tersebut.
Juru bicara Kepolisian Metropolitan Dhaka Faruk Hossain mengatakan kepada AFP bahwa "setidaknya 532" orang telah ditangkap di ibu kota sejak protes dimulai, termasuk beberapa pemimpin oposisi Partai Nasional Bangladesh.
Ali Riaz, seorang profesor politik dan pakar terkemuka Bangladesh di Universitas Negeri Illinois, menggambarkan kekerasan tersebut sebagai “pembantaian terburuk yang dilakukan rezim mana pun sejak kemerdekaan”.
“Kekejaman yang dilakukan dalam beberapa hari terakhir menunjukkan bahwa rezim sepenuhnya bergantung pada kekerasan dan tidak memedulikan nyawa rakyat,” katanya.
“Pembunuhan tanpa pandang bulu ini tidak dapat diselesaikan dengan keputusan pengadilan atau pengumuman pemerintah.”