Suara.com - Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) telah menemui Presiden Terpilih, Prabowo Subianto di kediamannya.
Meski demikian, Gus Miftah mengaku tidak diminta menjadi Menteri maupun Wakil Menteri.
"Yang jelas bukan Wakil Menteri," ujar Gus Miftah di depan rumah Prabowo, Selasa (15/10/24).
Sebelumnya, Gus MIftah sempat blak-blakan dengan Atta Halilintar bahwa dirinya belum tertarik untuk menjadi menteri.
Menurut Gus Miftah, seorang pemimpin negeri, petinggi dan semacamnya harus memiliki bekal selain ilmu.
Pasalnya, kecakapan dan ilmu yang tinggi saja belum cukup jika tidak diimbangi dengan harta kekayaan.
"Di Indonesia saya punya teori, pemimpin di Indonesia yang baik itu adalah selain masalah kecakapan, profesionalisme, kapasitas, dan kapabilitas, syarat berikutnya adalah saya lebih sepakat kalau pemimpin itu kaya dulu baru jadi pemimpin," Ujar Gus Miftah, dikutip dari Youtube Need A Talk, pada Rabu (16/10/24).
"Bukan jadi pemimpin dulu baru kaya, kenapa? Karena masalah terbesar bangsa ini, hari ini adalah korupsi," tambahnya.
Gus Miftah dengan lantang mengungkapkan bahwa seorang pemimpin yang sudah kaya dan hartanya berlimpah akan terhindar dari kemungkinan untuk korupsi.
Baca Juga: Budi Arie Sebut Tak Ada Kader PDIP Di Acara Pembekalan Calon Menteri: Cuma Budi Gunawan
"Kalau udah cukup, udah turah-turah, udah nggak mungkin korupsi," ungkapnya.
"Jadi Gus kalau mau jadi Menteri Agama juga harus kaya dulu dong?" Tanya Atta.
"Harus. Jangan sampai kemudian gara-gara kepentingan saya individu ini masih dominan, sehingga saya tidak amanah," jawab Gus Miftah.
Alasan terbesar soal finansial yang belum stabil dan berlimpah, membuat seorang Gus MIftah memilih untuk mundur sebagai Menteri.
"Mangkanya saya sadar diri, percaya diri itu penting, tapi sadar diri jauh lebih penting," ujarnya.
"Kita bisa hitung, contoh Menteri itu gajinya Rp 18 Juta, apalagi Menteri Agama. Kapasitas Menteri Agama yang lahir dari NU umpamanya, sowan-sowan kyai nggak salam tempel, bukan kok kyai minta salam tempel, tapi kita kan butuh hormat sama kyai, tabarukan, pantes-pantesnya ngasih hadiah dan semacamnya, nah saya belum mampu untuk itu," tandasnya.