Mereka tetap menjadi "organisasi teroris yang dilarang, tetapi kami dapat melakukan kontak diplomatik dan karenanya kami memang melakukan kontak diplomatik," kata David Lammy yang juga mengumumkan paket bantuan untuk warga Suriah.
Diplomat utama Washington Antony Blinken mengatakan negaranya telah melakukan "kontak langsung" dengan HTS, meskipun telah menetapkan kelompok itu sebagai teroris pada tahun 2018.
Tim diplomatik Prancis akan tiba di Damaskus pada hari Selasa untuk "merebut kembali kepemilikan real estat kami" serta "melakukan kontak awal" dengan otoritas baru, kata penjabat Menteri Luar Negeri Jean-Noel Barrot.
Mereka juga akan "mengevaluasi kebutuhan mendesak penduduk", tambahnya.
Assad melarikan diri dari Suriah pada 8 Desember menyusul serangan pemberontak selama 11 hari yang dipimpin oleh HTS, setelah bertahun-tahun perang saudara yang dipicu oleh tindakan kerasnya terhadap protes antipemerintah pada tahun 2011.
Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 500.000 orang dan membuat lebih dari separuh penduduk negara itu mengungsi.
Sejak pemberontak merebut Damaskus, mantan tahanan seperti Ghazi Mohammed al-Mohammed telah mengungkap pelecehan yang dialaminya dan orang lain seperti dia.
"Menjelang akhir, saya hanya ingin mati, menunggu kapan mereka akan mengeksekusi kami," kata Mohammed, yang termasuk di antara mereka yang dibebaskan oleh pemberontak dari sistem penjara yang digunakan Assad untuk meredam segala tanda perbedaan pendapat.
Mohammed mengatakan dia tidak tahu mengapa dia ditangkap dan menghabiskan lebih dari lima bulan di penjara, di mana dia mengatakan dia disiksa dan diancam akan dibunuh.
Baca Juga: Lagi! Berhasil Dievakuasi dari Konflik Suriah, 30 WNI Sudah Mendarat Selamat di Tanah Air