“Dulu saya nyari barang sendiri. Tapi saya buka di sini udah banyak orang yang mau jual nawarin ke saya, kalau harga masuk ya saya beli,” ucapnya.
Sementara, jika jam tangan yang telah menjadi ‘bangkai’ alias sudah mati, Hakim tetap menjualnya. Biasanya para pembelinya merupakan teknisi atau orang yang sering melakukan reparasi jam tangan.
“Kita jual ya apa adanya, kalau yang mati-mati gini biasanya kita taruh aja begitu. Biasanya yang ngambil teknisi, bisa diambil LCD-nya kalau masih bagus atau tombolnya aja,” tutup Hakim.