Keinginan PDIP menjauhkan Jokowi dari pemerintahan akan bertemu dengan keinginan Prabowo maupun Gerindra mengajak PDIP berkoalisi. Nantinya, bukan tidak mungkin keinginan tersebut membuat adanya perombokan kabinet, bukan hanya untuk mengajak PDIP, tetapi sekaligus untuk menyingkirkan orang-orang Jokowi.
"Saya kira itu termasuk cara membuat Jokowi out. Kalau menteri-menteri Jokowi dipreteli, ya tentu faksi Jokowi akan melemah. Kalau Prabowo sudah bersih-bersih menteri Jokowi, tentu PDIP akan nyaman bergabung. Bagaimanapun bargaining PDIP kuat karena partai besar dan menjadi pemenang Pileg," tutur Yusak.
Yusak mengatakan pintu masuk bagi Prabowo melakukan reshuffle adalah melalui pintu hukum menyangkut kasus dugaan korupsi atau isu etika yang menyeret anggota kabinetnya.
Bahkan, isu KKN yang belakangan kerap dialamatkan kepada keluarga Jokowi.
"Dugaan korupsi menteri-menteri orang Jokowi, termasuk juga dugaan KKN yang melibatkan anak menantu Jokowi," kata Yusak.
Lantas apakah langkah Prabowo bersih-bersih orang Jokowi sekaligus menjauhkan diri dari bayang-bayang mantan Wali Kota Solo tersebut akan memberikan citra negatif? Menurut Yusak justru sebaliknya.
Kendati selama ini hubungan Prabowo dan Jokowi dikenal sangat dekat, tetapi langkah Prabowo 'menendang' faksi Jokowi dari kabinet akan mendapat respons positif dari publik.
"Justru kalau Jokowi out, respons publik saya kira akan positif karena Prabowo bisa menunjukkan dirinya sebagai presiden yang berdaulat dan bisa lepas dari bayang-bayang Jokowi," katanya.
Baca Juga: Puan Posting Kebersamaan dengan Prabowo Sambil Bahas Persatuan, Gerindra Bilang Begini