Suara.com - Kremlin pada hari Minggu menyatakan bahwa kebijakan luar negeri baru yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump "sebagian besar" sejalan dengan pandangan Rusia.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada saluran TV pemerintah Rossiya-1, menyebutkan bahwa pemerintahan AS yang baru dengan cepat mengubah seluruh konfigurasi kebijakan luar negerinya, dan ini sebagian besar sesuai dengan visi mereka. Kutipan tersebut dibagikan oleh jurnalis Pavel Zarubin melalui Telegram.
Peskov juga mencatat bahwa Rusia dan AS memberikan suara yang sama dalam resolusi Majelis Umum PBB tentang Ukraina akhir bulan lalu, yang dia deskripsikan sebagai "benar-benar tak terbayangkan."
Pada tanggal 24 Februari, Majelis Umum PBB mengadopsi sebuah rancangan resolusi yang menyerukan perdamaian komprehensif, adil, dan berkelanjutan di Ukraina, dengan Rusia dan AS memberikan suara menolak.
Ketika ditanya tentang upaya untuk memulihkan hubungan antara Rusia dan AS, Peskov menyebutkan bahwa ada usaha yang sedang dilakukan untuk memperbaiki semua aspek hubungan bilateral. Namun, dia mencatat bahwa masih ada "jalan panjang di depan" karena kerusakan yang signifikan terjadi pada hubungan tersebut di bawah pemerintahan sebelumnya di AS.
"Jika ada kemauan politik dari kedua pemimpin—Presiden (Vladimir) Putin dan Presiden Trump—maka proses ini bisa berjalan dengan cukup cepat dan sukses," tambah Peskov.
Dia juga menyatakan bahwa berbagai topik kerja sama antara Moskow dan Washington perlu segera dirinci, meskipun hasil yang cepat tidak dapat diharapkan.
Peskov melanjutkan dengan menyebutkan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron belum mengambil langkah apapun untuk berkomunikasi dengan Putin, merujuk pada pernyataan Macron dalam wawancara dengan media Prancis pada hari Sabtu, yang mengatakan bahwa dia tidak menutup kemungkinan untuk dialog semacam itu.
Baca Juga: AS Setor Senjata Senilai Rp48,9 Triliun ke Israel di Tengah Upaya Perdamaian Palestina