"Presentase panggilan per wilayah kota di Jakarta Timur sebanyak 26 persen, Jakarta Selatan 23 persen, Jakarta Barat sebanyak 21 persen, Jakarta Pusat 15 persen, dan Jakarta Utara 15 persen," pungkas Yohan.
Prank Call Meresahkan
Tak hanya di layanan Jakarta Siaga 112, fenomena prank call hingga ghost call marak terjadi di kota lain.
Kepala Diskominfo Kota Batu, Onny Ardianto sebelumnya menyebut bahwa dari seluruh panggilan yang masuk, terdapat berbagai jenis, mulai dari laporan asli, permintaan informasi, hingga panggilan iseng seperti "ghost call" dan "prank call".
"Dari seluruh laporan asli, ada 67 panggilan yang telah ditindaklanjuti oleh petugas terkait. Artinya, layanan ini sudah dimanfaatkan masyarakat dengan baik, namun masih banyak penyalahgunaan yang merugikan petugas," ujar Onny, Kamis (13/2/2025).
Dalam enam bulan terakhir, 783 panggilan tidak tercatat, di antaranya 306 ghost call (panggilan tanpa suara) dan 97 prank call (laporan darurat palsu).
Panggilan semacam ini kerap membuat petugas harus merespons ke lapangan, hanya untuk mendapati bahwa laporan tersebut tidak benar.
"Prank call ini cukup menghambat. Misalnya, ada laporan kecelakaan yang setelah dicek ternyata tidak ada kejadian apapun. Ini sangat merugikan, karena petugas yang seharusnya bisa membantu situasi darurat lain justru terbuang waktunya," jelas Onny.
Baca Juga: BPBD DKI Sebut Cuaca Ekstrem di Jakarta Berlangsung Sampai 11 Maret 2025, Masyarakat Diminta Waspada