99 Persen Mahasiswa Poltekpar Lombok Incar Kerja di Luar Negeri, Wamenpar Dukung, Tapi...

Rabu, 26 Maret 2025 | 18:32 WIB
99 Persen Mahasiswa Poltekpar Lombok Incar Kerja di Luar Negeri, Wamenpar Dukung, Tapi...
Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar), Ni Luh Puspa. (Foto dok. Kemenpar)

Suara.com - Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar), Ni Luh Puspa, terima laporan bahwa 99 persen mahasiswa Politeknik Pariwisata (Poltekpar) di Lombok lebih pilih bekerja di luar negeri.

Ni Luh tak permasalahkan keinginan tersebut, justru menurutnya mahasiswa Poltekpar Lombok memang punya peluang besar untuk bekerja di luar negeri.

Namun demikian, Ni Luh juga menekankan pentingnya kesiapan bahasa asing, perizinan, dan perlindungan tenaga kerja sebelum berangkar ke luar negeri.

“Tadi disampaikan oleh Bapak Direktur Poltekpar jika 99 persen mahasiswa berkeinginan untuk berkarir di luar negeri, ini sebuah peluang yang baik," ujar Ni Luh dalam acara Sharing Session Bersama Wakil Menteri Pariwisata dan Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) di Poltekpar Lombok, Rabu (26/3/2025).

Kendati begitu, Ni Luh berpesan kepada para mahasiswa untuk tetap berencana kembali ke Tanah Air untuk membuka lapangan kerja.

"Ketika pengalaman sudah dirasa cukup, segera kembali ke tanah air untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru, itu yang saya harapkan,” ujarnya.

Di sisi lain, Ni Luh melihat ada serangkaian tantangan yang perlu dihadapi dalam penyerapan lulusan Poltekpar Lombok untuk bekerja ke luar negeri. Seperti, kendala finansial dalam pengurusan dokumen awal, kemampuan bahasa asing yang masih perlu ditingkatkan, pengurusan izin yang masih dirasa cukup kompleks, hingga masalah perizinan lain termasuk keluarga.

Dia mengingatkan kepada para mahasiswa penting untuk mencari informasi tentang cara bekerja ke luar negeri secara legal, terutama yang berkaitan dengan perlindungan optimal dari pemerintah.

Poltekpar Lombok diketahui menerapkan kurikulum yang telah berbasis pada standar ASEAN dengan sertifikasi kompetensi BNSP serta pengalaman praktik yang intensif melalui Teaching Industry Learning Centre dan magang di perusahaan atau industri selama 6 bulan hingga 1 tahun.

Baca Juga: #KaburAjaDulu Artinya Apa? Tren Muncul Atas Kekecewaan Kondisi Indonesia

Berdasarkan hasil Tracer Study 2024, rata-rata masa tunggu lulusan Poltekpar Lombok untuk mendapatkan pekerjaan berkisar 3,5 bulan. Dari total lulusan tiga tahun terakhir, sebanyak 7 persen alumni berhasil terserap ke pasar di luar negeri.

Animo masuk Poltekpar Lombok juga tergolong cukup tinggi, tercatat ada sebanyak 927 pendaftar untuk kuota 360 mahasiswa baru pada 2024.

Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani menambahkan, data dari kementeriannya juga tercatat kalau pada 2024, jumlah pekerja migran yang ditempatkan pada sektor hospilatily mencapai 23.152 orang, atau 4,02 persen dari total 297.434 target penempatan.

Politeknik Pariwisata Bali
Politeknik Pariwisata Bali. (ist)

“Ke depan peluang kerja sektor hospitality di luar negeri akan semakin terbuka dan berkembang. Sehingga penting untuk meningkatkan nilai dan daya saing pekerja migran Indonesia,” ujar Christina.

Serupa dengan pernyataan Ni Luh, Christina juga mengingatkan mahasiswa untuk berhati-hati terhadap lowongan kerja luar negeri ilegal. Ia mendorong mahasiswa memverifikasi informasi melalui BP3MI NTB dan kanal resmi KemenP2MI.

“Kami minta adik-adik (Poltekpar) begitu melihat satu iklan, jangan langsung percaya, verifikasi informasinya. Kami punya Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) NTB, bisa menjadi sumber untuk mengecek informasi," katanya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI