Tragis! "Ratu Fitness" Meninggal Mendadak, Minuman Energi Jadi Tersangka?

Denada S Putri Suara.Com
Kamis, 27 Maret 2025 | 21:15 WIB
Tragis! "Ratu Fitness" Meninggal Mendadak, Minuman Energi Jadi Tersangka?
Ilustrasi minuman berenergi. [Ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang penggemar kebugaran dan kafein meninggal pada usia 28 tahun karena serangan jantung, ibunya yang sangat terpukul percaya minuman berenergi adalah penyebabnya.

Cerita seorang wanita yang dikenal sebagai "Ratu Fitness", tiba-tiba meninggal dunia karena serangan jantung tengah menjadi sorotan.

Wanita tersebut bernama Katie Donnell, seorang guru di Florida, Amerika Serikat (AS) yang dikenal sangat suka berolahraga.

Kendati demikian, sebelum berolahraga ke gym, Katie disebut sering minum tiga minuman berenergi sehari dan mengonsumsi suplemen kafein sebelum ke gym.

Alhasil, sang Ibu, Lori Barranon menyebut penyebab sang anak meninggal dunia adalah karena sering mengonsumsi minuman berenergi.

"Pada usia 28 tahun, Anda tidak melihat orang meninggal karena serangan jantung," kata ibunya, Lori Barranon kepada Kennedy News & Media, dikutip dari NY Post, Kamis (27/03/2025).

"Ia adalah ratu olahraga, ia makan makanan yang sangat bersih, ia makan makanan organik, ia adalah lambang kesehatan selain minuman berenergi itu," tambahnya.

Barranon yang berusia 63 tahun ini mengklaim putrinya tidak memiliki masalah kesehatan selain kecemasan yang sangat parah.

"Ia mengalami kecemasan yang parah dan pergi ke beberapa dokter. Saya tidak berpikir itu kecemasan yang sebenarnya, saya pikir itu adalah penyalahgunaan kafein dan minuman berenergi," tegas Barranon.

Baca Juga: Lebih dari Sekadar Alas Kaki: Koleksi Ikonik ini Terinspirasi dari Minuman Soda Italia

Peristiwa meninggalnya Katie terjadi saat ia tengah menghabiskan waktu bersama teman-temannya di bulan Agustus 2021.

Kala itu, Katie tiba-tiba terjatuh dan tersungkur ke tanah dan matanya berputar ke belakang kepalanya.

Teman-temannya awalnya mengira kejadian itu sebagai stroke, mereka kemudian memanggil ambulans, tetapi ternyata sudah terlambat.

"Ia tidak mendapatkan oksigen terlalu lama dan itu menyebabkan kerusakan otak. Mereka menanganinya selama tiga jam, dan ia tidak pernah bangun," kata Barranon.

Setelah 10 hari dalam keadaan koma yang diinduksi secara medis, kejangnya semakin parah. Keluarganya pun harus membuat keputusan yang memilukan untuk mencabut alat bantu hidupnya.

"Dokter mengatakan mereka melihat hal ini sering terjadi pada orang-orang yang banyak mengonsumsi minuman pra-olahraga atau minuman berenergi, tetapi mereka tidak akan menyebutkan penyebab kematiannya. Saya tahu pasti itulah yang salah dengannya," kata Barranon.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI