Terkuak! Hasil Autopsi Ungkap Penyebab Jurnalis Asal Palu Tewas di Hotel D'Paragon Jakbar

Senin, 07 April 2025 | 09:40 WIB
Terkuak! Hasil Autopsi Ungkap Penyebab Jurnalis Asal Palu Tewas di Hotel D'Paragon Jakbar
Ilustrasi mayat/ kamar mayat/ jenazah. (Shutterstock)

Suara.com - Kasus tewasnya SW (33) jurnalis asal Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang ditemukan sudah tak bernyawa di Hotel D'Paragon, Jakarta Barat perlahan mulai terungkap. Berdasar hasil autopsi yang dilakukan kepolisian, SW diduga menderita penyakit tuberkolosis atau TBC.

Fakta terkait dugaan penyebab tewasnya jurnalis itu merujuk hasil autopsi yang telah dilakukan tim kedokteran forensik RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. 

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menyebut dari hasil autopsi ditemukan adanya indikasi infeksi paru-paru pada jasad SW. 

"Hasil autopsi sementara terdapat indikasi adanya infeksi pada paru-paru," kata Ade Ary kepada wartawan, Senin (7/4/2025).

Kendati begitu, Ade Ary mengatakan penyebab pasti kematian korban hingga kekinian masih didalami. Pendalaman salah satunya dilakukan tim dokter lewat pemeriksaan toksikologi dan histopatologi. 

"Guna memastikannya masih harus menunggu hasil pemeriksaan toksikologi dan histopatologi," tuturnya.

Temuan Obat hingga Luka Lebam  

Dalam perkara ini, penyidik turut menemukan sejumlah barang bukti penting di kamar hotel tempat SW ditemukan tewas. Salah satunya berupa obat-obatan. 

Ade Ary menyebut beberapa obat yang ditemukan di antaranya Promag, obat jamur Mycoral Ketoconazole, antibiotik untuk mencegah dan mengobati penyakit akibat infeksi bakteri seperti Tuberkulosis Rifampicin. Selain itu penyidik juga turut menemukan pembersih muka Viva White Clean dan Mask.

Baca Juga: Kasus Polisi Toyor Jurnalis saat Kawal Kapolri, Ipda E Akhirnya Minta Maaf: Saya Menyesal

"Beberapa obat ditemukan di kamar korban," kata Ade Ary kepada wartawan, Minggu (6/4).

Mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan (Jaksel) itu menegaskan kembali bahwa hingga kekinian tidak ditemukan adanya indikasi tindak kekerasan pada tubuh korban. Seperti luka benda akibat hantaman benda tumpul ataupun sayatan senjata tajam. 

"Adanya memar pada bagian tubuh akibat lebam mayat," jelasnya. 

Sebelumnya diberitakan, penemuan sesosok pria yang tewas di kamar Hotel D'Paragon, Jakarta Barat, pada Jumat (4/4/2025) malam membuat geger. Terungkap jika pria yang jasadnya ditemukan sudah membiru itu berinisial SW, jurnalis asal Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Perihal penemuan mayat jurnalis SW itu diungkapkan oleh Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung.

Menurutnya, setelah jasadnya dievakuasi dari hotel tersebut, polisi juga telah memberitahukan soal kematian SW kepada pihak keluarga.

Dia menyebut jasad korban ketika itu langsung dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk dilakukan autopsi. 

"Keluarga sudah mempersilakan untuk dilakukan autopsi," kata Arfan kepada wartawan, Sabtu (5/4).

Berdasar hasil penyelidikan awal, kata Arfan, korban menginap di hotel seorang diri. Dia menyebut secara kasat mata tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. 

"Tanda-tanda kekerasan belum ada, cuma istilahnya ada lebam warna biru," ungkapnya. 

Kasus Pembunuhan Jurnalis

Mencuatnya kasus tewasnya SW menambah daftar nama jurnalis yang ditemukan tak bernyawa. Diketahui, publik sebelumnya digemparkan dengan kasus kematian jurnalis di Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), bernama Juwita (23). Kasus kematian Juwita perlahan menemukan titik terang. 

Terkini, keluarga korban mengatakan, terduga pelaku oknum TNI AL berinisial Kelasi Satu J sempat merudapaksa korban sebanyak 2 kali sebelum menghabisi nyawa korban.

“Berdasarkan alat bukti, kami sampaikan bahwa korban mengalami kekerasan seksual, ini adalah pemerkosaan,” kata Kuasa Hukum dari pihak keluarga, Muhamad Pazri, setelah memenuhi panggilan penyidik di Detasemen Polisi Militer Pangkalan TNI Angkatan Laut (Denpomal) Banjarmasin, Rabu (2/4/2025).

Ia menambahkan, pemerkosaan pertama kali terjadi dengan rentang waktu 25-30 Desember 2024, peristiwa kedua terjadi pada 22 Maret 2025 tepat pada hari jasad korban ditemukan.

“Pada September 2024, kenalan lewat media sosial, kemudian komunikasi, lalu tukaran tukaran nomor telepon, hingga akhirnya pada rentan waktu 25-30 Desember pelaku menyuruh korban memesan kamar hotel di Banjarbaru,” kata Pazri, mewakili keterangan resmi pihak keluarga, seperti yang dikutip dari Antara.

Awalnya, korban diduga menjadi korban kecelakaan tunggal karena jasadnya tergeletak di tepi jalan bersama sepeda motornya. Namun, pemeriksaan lebih lanjut mengungkap indikasi kejahatan yang lebih kejam.

Menurut keterangan Pazri, seorang sumber yang dekat dengan kasus ini, korban sebelumnya menjadi sasaran kejahatan seksual oleh pelaku yang dikenal sebagai J, seorang anggota militer yang sebelumnya bertugas di Lanal Balikpapan.

Kejadian bermula ketika pelaku menyuruh Juwita memesan kamar hotel di Banjarbaru dengan dalih kelelahan usai suatu kegiatan. Tanpa curiga, korban memenuhi permintaan tersebut.

Setibanya di lokasi, pelaku menyuruh Juwita menunggu sebelum akhirnya membawanya masuk ke dalam kamar. Di dalam ruangan, korban didorong ke tempat tidur, dipiting, dan kemudian diperkosa.

Peristiwa tragis ini diceritakan Juwita kepada kakak iparnya pada 26 Januari 2025. Korban juga menunjukkan bukti berupa video pendek dan beberapa foto yang berhasil direkamnya.

Dalam rekaman berdurasi lima detik tersebut, terlihat pelaku sedang mengenakan celana dan baju setelah melakukan aksinya. Video itu tampak bergetar, menandakan korban dalam keadaan ketakutan saat merekam.

Meski telah ada laporan dan bukti awal, kasus ini baru mendapat perhatian serius setelah Juwita ditemukan tewas pada 22 Maret lalu. Warga yang pertama kali melihat jasadnya justru tidak menemukan tanda-tanda kecelakaan.

Sebaliknya, di leher korban terlihat lebam, dan ponselnya hilang, faktor yang menguatkan dugaan adanya tindak pidana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI