Suara.com - Sebuah unggahan di media sosial Threads mengklaim bahwa Presiden terpilih Prabowo Subianto marah kepada rakyat akibat kenaikan harga beras.
Dalam unggahan tersebut, ditampilkan gambar tangkapan layar artikel dengan judul provokatif: “Presiden Prabowo Marah ke Rakyat Beras Mahal kan masih ada ubi sagu Gandum untuk dikonsumsi Jangan Musingin Pemerintah Deh!!”.
Namun setelah dilakukan penelusuran, klaim tersebut terbukti tidak benar dan merupakan konten yang dimanipulasi.
Unggahan dari akun Threads bernama “fonnyspi” yang dibagikan pada Selasa (8/4/2025) itu dengan cepat menyebar luas di jagat maya.

Hingga Rabu (16/4/2025), unggahan tersebut telah disukai oleh 753 pengguna, dikomentari 438 kali, dan dibagikan ulang sebanyak 148 kali.
Banyak warganet yang terpancing emosinya oleh judul yang mengesankan bahwa Presiden Prabowo tidak peduli terhadap penderitaan rakyat akibat kenaikan harga pangan.
Namun, setelah dilakukan pemeriksaan fakta oleh tim pemeriksa dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) melalui TurnBackHoax, diketahui bahwa gambar yang digunakan dalam unggahan tersebut berasal dari artikel asli milik situs resmi Tribratanews Polri.
Artikel asli itu dipublikasikan pada Selasa, 15 Oktober 2024, dengan judul “Prabowo Subianto Prioritaskan Ekonomi Kerakyatan Demi Indonesia Emas 2045”, dan ditayangkan pada pukul 09:38:54 WIB.
Tidak hanya mengubah judul, pembuat konten juga mengedit tanggal tayang artikel menjadi Sabtu, 5 April 2025, guna memberikan kesan seolah-olah berita tersebut aktual dan relevan dengan kondisi saat ini.
Baca Juga: Komisi V DPR 'Curhat' ke Presiden Prabowo Soal Infrastruktur, Begini Tanggapannya
Padahal, isi artikel asli sama sekali tidak memuat pernyataan marah dari Prabowo kepada rakyat, apalagi menyebut soal “ubi, sagu, atau gandum” sebagai alternatif konsumsi.
Manipulasi ini jelas menyesatkan dan bertujuan memprovokasi opini publik terhadap pemerintah.
Jenis disinformasi seperti ini dikategorikan sebagai manipulated content, yakni konten yang sengaja diedit atau diubah sedemikian rupa untuk menyampaikan informasi yang keliru.
Mafindo menegaskan pentingnya masyarakat untuk memverifikasi informasi sebelum membagikannya, terutama jika informasi tersebut berasal dari sumber yang tidak kredibel atau tampak mencurigakan.
Masyarakat juga dihimbau untuk menggunakan platform pengecekan fakta dan mesin pencari gambar seperti Google Image Search untuk memeriksa keaslian visual yang beredar di media sosial.
Kesimpulan: Unggahan yang menampilkan artikel berjudul “Presiden Prabowo Marah ke Rakyat…” adalah konten yang telah dimanipulasi.
Judul tersebut bukan berasal dari artikel asli, melainkan hasil suntingan dari artikel Tribratanews yang sejatinya membahas prioritas ekonomi kerakyatan menuju Indonesia Emas 2045.
Terkait Harga Pangan Nasional
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto menunjukkan perhatian besar terhadap stabilitas harga dan pasokan pangan nasional.
Presiden secara aktif memantau perkembangan harga, bahkan sering menelepon langsung Menteri maupun Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, untuk meminta laporan terkini.
Dalam satu hari, Presiden disebut pernah menelepon hingga tiga kali, menunjukkan keseriusan dalam menjaga kestabilan harga bahan pokok seperti beras dan minyak goreng.
Mentan Amran menyatakan bahwa saat ini stok pangan nasional dalam kondisi melimpah, sehingga tidak ada alasan bagi harga untuk mengalami lonjakan signifikan.
Untuk menjaga harga tetap stabil, Kementerian Pertanian bersama pemerintah daerah dan BUMN pangan terus menggelar operasi pasar murah secara merata, terutama di wilayah-wilayah yang mengalami lonjakan harga menjelang Idul Fitri 1446 H.
Upaya ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat dan memastikan mereka dapat merayakan Lebaran dengan tenang.
Presiden Prabowo juga menyampaikan apresiasi kepada para menteri Kabinet Merah Putih atas kerja keras mereka dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Dalam Sidang Kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, Presiden menegaskan pentingnya sektor pertanian sebagai fondasi keamanan negara.
Ia menekankan bahwa selama bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri, kondisi pangan Indonesia cukup terkendali dan produksi pangan nasional mengalami peningkatan signifikan.
Meski harga cabai rawit sempat naik, Presiden memastikan harga sudah mulai turun. Ia menegaskan bahwa jika pangan aman, maka negara juga aman.
Pencapaian ini menurutnya tidak bisa dilepaskan dari kolaborasi dan dedikasi semua pihak di sektor pertanian.