"Runway-nya harus diperpanjang, apron diperluas, dan fasilitas pendukung lainnya ditingkatkan. Dengan begitu, embarkasi Solo akan siap memberangkatkan jemaah secara langsung ke Tanah Suci tanpa harus transit," jelas Ahmad Luthfi.
Asrama Haji Donohudan sendiri diresmikan pada Februari 1997 dan telah lama menjadi titik penting dalam proses pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji dari Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kompleks ini terdiri dari berbagai gedung dengan nama-nama yang identik dengan kota-kota suci di Arab Saudi, seperti Gedung Jeddah, Gedung Madinah, Gedung Mekkah, Gedung Muzdalifah, Gedung Arafah, serta Masjid Al-Mabrur dan fasilitas dapur umum.
Kepala Kanwil Kemenag Jateng, Saiful Mujab, menyambut positif rencana tersebut. Ia mengakui bahwa fasilitas Donohudan memang sudah saatnya diperbarui. Menurutnya, revitalisasi harus diarahkan untuk menciptakan asrama dengan standar pelayanan setara hotel bintang tiga.
“Setidaknya nanti fasilitasnya lengkap. Karena Donohudan ini paling strategis, dan menjadi salah satu embarkasi yang ditunjuk langsung oleh Pemerintah Arab Saudi,” kata Saiful.
Terkait persiapan musim haji tahun ini, Saiful melaporkan bahwa Jawa Tengah mendapat kuota sebanyak 30.377 jemaah yang terbagi dalam 85 kelompok terbang (kloter).
Jika ditambahkan dengan jemaah dari Yogyakarta yang juga diberangkatkan dari Bandara Adi Soemarmo, total kloter yang diberangkatkan mencapai sekitar 94.
Dengan sinergi antara pemerintah provinsi, kementerian terkait, dan pemangku kepentingan lainnya, diharapkan Jawa Tengah mampu menjadi provinsi percontohan dalam penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia.
Revitalisasi Asrama Haji Donohudan dan peningkatan status Bandara Adi Soemarmo diyakini akan meningkatkan kenyamanan dan efisiensi layanan bagi jemaah haji.
Baca Juga: Dorong Investasi, Gubernur Ahmad Luthfi Minta Stakeholder Tingkatkan Pelayanan dan Satu Visi