Praktik juga dapat membuat petani merugi karena mafia sering membeli beras dari petani dengan harga rendah, lalu menyimpannya dan menjualnya dengan harga mahal. Petani tidak mendapat keuntungan yang layak, sementara mafia menikmati margin besar. Ini membuat petani makin terpuruk dan enggan menanam kembali.
Dengan kekuatan uang dan koneksi, mafia pun bisa memengaruhi kebijakan pangan, termasuk impor beras, sehingga kebijakan pemerintah tidak lagi pro-rakyat, melainkan pro-mafia.
Kontan saja pengakuan Amran tersebut memantik kekesalan warganet. Mereka banyak mempertanyakan kenapa wapres justru tak mau menterinya memberantas 'mafia beras' yang merugikan masyarakat.
"Ini isu yang lebih penting daripada ijazah dan kasus selingkuh. Si anak haram konstitusi protes karena ada mafia beras ditutup usahanya," komentar @jon*_******
"Aneh juga ya, mau tegas kok malah ditegur," tambah @anton******
"Pidato ini asli saat wisuda Unhas 10 April, Pak Menteri terus tegakan lurus dengan kebenaran sesuai sumpah jabatan," sambung @henr*_*******
"Hmm kalau betul, nggak kaget sih setiap pembagian bansos yang mengatasnamakan Wapres dan mantan Presiden," timpal @erat*******
"Kayaknya yang kerjanya bener malah direshuffle. Yang bermasalah tapi jago jilat dipertahankan sekuat tenaga. Liat aja ntar," tulis @fast*********
Baca Juga: 'Anak Haram Konstitusi? Ini Tudingan Panas Amien Rais ke Jokowi soal Gibran